Produksi Beras Meningkat, Mentan Pede Awal Tahun 2026 RI Siap Swasembada Pangan
Pasardana.id – Menteri Pertanian (Mentan) menyampaikan, produksi beras nasional mengalami peningkatan yang secara signifikan dibandingkan target awal pemerintah.
Dia bilang, kenaikan produksi ini tercatat secara resmi dalam data Badan Pusat Statistik (BPS) dan menjadi fondasi utama menuju swasembada pangan dalam waktu singkat.
Melihat kondisi seperti ini, Mentan Amran memastikan kalau awal tahun depan, yakni 2026, Indonesia akan memasuki era swasembada pangan.
“Produksi beras dari target Bapak Presiden awalnya 4 tahun, kemudian 3 tahun, terakhir 1 tahun, meningkat 4,17 juta ton. Ini dari BPS. Insyaallah, 2 minggu kemudian kita bisa umumkan Indonesia swasembada pangan dan tercepat mencapai swasembada pangan di tanggal 1 Januari,” jelas Mentan Amran usai Sidang Kabinet, di Jakarta pada Senin (15/12) kemarin.
Tak hanya menyoroti terkait produksi beras, Mentan juga menyinggung soal penguatan stok beras nasional hingga akhir tahun 2025 yang diproyeksikan mencapai 3,7 juta ton.
Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi sejak Indonesia merdeka, dimana angka ini melampaui capaian stok pada 1984, saat Indonesia memperoleh penghargaan dari Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO).
“Ini stok kita mulai tahun 69 sampai 2025. Stok kita tertinggi, insyaallah di akhir tahun 3,7 juta ton. Dulu pernah '84 mencapai stok kita 3 juta ton di saat itu Indonesia mendapat penghargaan dari FAO. Dan penduduk saat itu hanya 161 juta, sekarang 286 juta, stok kita 3,7 juta sampai akhir tahun,” terangnya.
Dalam siding kabinet, Mentan Amran juga melaporkan kesiapan pemerintah dalam menjamin pasokan pangan untuk daerah terdampak bencana.
Sebagai infomasi, hingga saat ini, Kementerian Pertanian telah menyalurkan puluhan ribu ton beras ke wilayah terdampak dan menyiapkan cadangan jauh di atas kebutuhan.
“Kami sudah mengirimkan beras kurang lebih 44.000 ton sampai dengan hari ini. Cadangan kami siapkan tiga kali lipat dari kebutuhan, 120.000 ton di lapangan. Jadi, pangan tidak ada masalah, Bapak Presiden, tiga kali lipat dari kebutuhan,” aku Amran.
Selain beras, bantuan pangan juga mencakup minyak goreng serta dukungan logistik dari kementerian lain dan mitra swasta.
Bantuan tersebut disalurkan melalui jalur laut dengan pengiriman kapal ke wilayah terdampak bencana.
“Kemudian ada dua bantuan: bantuan dari pemerintah, total kurang lebih 1 triliun nilai beras dan minyak goreng, ada 6.000 ton. Kemudian bantuan dari teman-teman Kementerian dan mitra itu ada nilainya Rp 75 miliar,” ungkapnya.
Amran menambahkan, pemerintah juga tengah menyiapkan langkah pemulihan sektor pertanian pascabencana.
Tercatat sekitar 70.000 hektare sawah mengalami kerusakan dan akan mulai ditangani pada awal 2026.
“Kerusakan sawah di lapangan ada 70.000 hektare. Insyaallah, kami bisa tangani, mulai bekerja di Januari,” katanya.

