Kembangkan Sistem IT di Bea Cukai, Menkeu Purbaya Butuh Rp 45 Miliar
Pasardana.id – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sedang mempercepat transformasi digital di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) dengan mengembangkan dan mengimplementasikan sistem berbasis kecerdasan artifisial (AI).
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa memperkirakan, kalau dirinya membutuhkan investasi Rp45 miliar untuk mengembangkan sistem teknologi tersebut untuk pengawasan barang di pelabuhan yang dilakukan DJBC Kemenkeu.
"Untuk ke depan, untuk mengembangkan lebih dalam lagi, supaya lebih canggih di seluruh Indonesia, kita perkirakan perlu investasi sekitar Rp 45 miliar lagi untuk mengembangkan sistem IT-nya," katanya, saat konpres di Tanjung Priok, Jakarta pada Jumat (12/12) pekan lalu.
Diketahui, Bea Cukai sendiri baru meresmikan teknologi untuk mengawasi pelabuhan seperti alat pemindai peti kemas (X-Ray) dengan fitur radiation portal monitor (RPM), Self Service Report Mobile (SSR-Mobile), dan Trade AI.
Ketiga alat ini baru dipakai di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Tanjung Perak Surabaya, Tanjung Emas Semarang, dan Belawan Medan.
Menkeu bilang, kalau ini dikembangkan secara internal dan memaksimalkan sumber daya yang ada.
"Trade AI itu software-nya dikembangkan secara internal. Jadi enggak ada investasi yang terlalu besar. Sampai sekarang kita pakai sumber resources yang ada, hardware yang ada, software yang ada. Paling saya bayar gaji yang biasa,"ujarnya.
Namun, dirinya belum bisa bilang seberapa berhasil penggunaan teknologi itu dalam memantau penyelundupan barang ilegal dari pelabuhan.
Meski begitu, Menkeu sempat mengetes dengan pengecekan 145 dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB), dan alat AI itu bisa mendeteksi tarif hingga miliaran rupiah.
Dan saat diperiksa lebih detail secara manual, ia bisa mendapatkan penerimaan hingga Rp 1,2 miliar.
"Tapi saya pikir sih masih terlalu kecil. Tapi enggak apa-apa, paling enggak first run sudah menghasilkan income yang clear seperti itu. Jadi ya kelihatannya proyek ini akan membantu saya ke depan. kalau semakin lama semakin canggih, harusnya semakin besar. Sekarang terlalu dini untuk bilang berapa peluang yang sebetulnya ada dari pengembangan AI ini. Tapi hasilnya sudah clear dari segitu saya dapat Rp 1 miliar dengan mudah," jelasnya.

