ANALIS MARKET (26/11/2025): IHSG Diperkirakan Cenderung Bergerak Mixed
Pasardana.id – Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan kemarin (25/11), IHSG ditutup melemah -48,37 poin (- 0,56%) ke level 8.521,89.
Pelemahan IHSG disebabkan tertekannya saham-saham berkapitalisasi besar, seperti BBRI (-3,77%), BREN (-4,69%), AMMN (-4,23%), BMRI (-1,47%), & BRMS (-4,88%).
Pelemahan tersebut diiringi dengan adanya aksi jual investor asing sebesar Rp1,50 triliun (regular market).
Dari sisi kebijakan, Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, mengatakan pada Senin (24/11) bahwa pihaknya tengah mendiskusikan batas minimum harga acuan batu bara yang layak dikenakan bea ekspor.
Bahlil menyebut bahwa penerapan bea ekspor untuk batu bara akan diterapkan secara kondisional.
Sementara itu, Wall Street tadi malam ditutup menguat, seperti DJIA (+1,43%), S&P 500 (+0,91%), & Nasdaq (+0,67%).
Pasar saham AS menguat pada Selasa (25 November 2025) berkat harapan atas perkembangan teknologi artificial intelligence (AI) dan kemungkinan pemotongan suku bunga oleh The Fed.
Sektor komunikasi, kesehatan, dan bahan dasar menjadi pendorong kenaikan, meski sektor teknologi secara umum terlihat melemah.
Namun, saham Alphabet (Google) naik 1,6% dan Meta +3,8% karena muncul laporan bahwa Meta sedang mempertimbangkan pembelian chip AI dari Google senilai miliaran dolar.
Sebaliknya, Nvidia turun 2,6% dan telah anjlok 15% sejak awal bulan ini, jika tren ini berlanjut, ini akan menjadi penurunan terburuk sejak September 2022.
Di sisi data ekonomi, kinerja AS terlihat campur aduk: penjualan ritel tak mencapai perkiraan, sedangkaan laporan ADP menunjukkan penurunan rata-rata pekerjaan swasta sebanyak 13.500 orang dalam empat minggu hingga 8 November.
Pasar kini memperkirakan peluang sebesar 85% bahwa The Fed akan memotong suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan berikutnya.
“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan cenderung bergerak mixed diiringi dengan adanya optimisme fenomena window dressing,” sebut analis FAC Sekuritas dalam riset Rabu (26/11).

