Danantara Ungkap Ribuan Entitas, 95% Dividen BUMN Cuma Disumbang Dari 8 Perusahaan

Foto : istimewa

Pasardana.id - Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir mengatakan, bahwa hanya ada delapan perusahaan yang menyetor dividen BUMN ke negara.

Dari 1.060 entitas di bawah Danantara, sekitar 95% setoran ini berasal dari 8 perusahaan tersebut.

Pandu pun menilai, struktur pendapatan dividen BUMN saat ini masih sangat timpang.

"Dari 1.060 perusahaan yang ada di bawah Danantara, 95 persen dividen itu hanya datang dari delapan perusahaan. Kurang dari 1 persen," ujar Pandu dalam acara 'Antara Business Forum' di Jakarta, Rabu (19/11). 

Kondisi itu menunjukkan ketergantungan yang sangat tinggi pada segelintir perusahaan pelat merah sebagai penyumbang utama keuntungan.

Sedangkan sebanyak 52 persen perusahaan BUMN tercatat merugi dan berkontribusi sangat minim terhadap penerimaan negara.

Tentu saja, dengan adanya ketimpangan ini menjadi pekerjaan rumah bagi Danantara untuk memperbaiki struktur portopolio BUMN.

Karena itu, dikatakan Pandu, restrukturisasi dan konsilidasi dinilai menjadi langkah yang tidak bisa dihindari.

Langkah selanjutnya, Danantara kini mendorong konsolidasi entitas BUMN yang memiliki lini bisnis serupa.

Langkah ini diyakini dapat meningkatkan efisiensi, memperbaiki tata kelola, hingga menciptakan perusahaan yang lebih besar dan kompetitif di tingkat regional.

"Contohnya, asset management. Kita dari delapan (asset management) akan ubah jadi satu. Itu akan menjadi asset management terbesar di Indonesia dan yang bisa bersaing di skala regional," kata Pandu.

Ia pun kemudian menyoroti sektor Kesehatan yang turut menjadi fokus pembenahan Danantara.

Dimana, banyak rumah sakit milik Pertamina dan BUMN lain yang selama ini beroperasi sendiri-sendiri dan mencatatkan margin laba rendah.

Padahal, saat ini margin EBITDA rumah sakit BUMN hanya sekitar delapan persen, jauh tertinggal dari standar industri yang mencapai 40 persen.

"Kita punya Pertamina (yang) punya rumah sakit banyak sekali. Bisnisnya oil and gas, (tapi) kita punya rumah sakit. Itu sekarang kita speed up, kita bikin Danantara Hospital Group yang sebenarnya by number of beds and hospital terbesar di Indonesia," ujar dia.

Lewat contoh konsolidasi di bawah Danantara Hospital Group dan penunjukan manajemen profesional, Pandu mengaku optimistis margin bisa meningkat signifikan.

"Kalau kita satuin, terus kita cari orang yang memang fokusnya membangun rumah sakit berskala internasional, yakin lah margin-nya bisa naik. Ya paling tidak 20 persen tahun pertama, terus bisa 40 persen tahun kemudian. Itu langsung value bisa naik 5-6 kali lebih," tukas dia.