ANALIS MARKET (28/10/2025): IHSG Diperkirakan Terjadi Teknikal Rebound

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan kemarin (27/10), IHSG ditutup melemah -154,57 poin (- 1,87%) ke level 8.117,15.

Pelemahan IHSG disebabkan tertekannya saham-saham berkapitalisasi besar, seperti DSSA (-12,83%), BRPT (-9,34%), AMMN (-6,19%), BREN (-3%), SMMA (-7,22%), RISE (-14,88%), & CUAN (-7,31%).

Investor menjadi mengambil posisi sell akibat kekhawatiran mengenai isu perubahan penghitungan MSCI yang menekan pergerakan saham konglomerasi dan memicu aksi panic selling.

Dari eksternal, investor sepenuhnya memperhitungkan pemotongan suku bunga pada pekan ini setelah rilis data inflasi AS yang lebih lemah dari perkiraan, meskipun shutdown pemerintah AS yang sedang berlangsung.

Sementara itu, Wall Street tadi malam ditutup menguat, seperti DJIA (+0,71%), S&P 500 (+1,23%), & Nasdaq (+1,86%).

Penguatan tersebut setelah Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengungkapkan adanya kerangka kerja yang "sangat sukses" untuk pembicaraan antara Presiden Trump dan Xi dalam pekan ini.

Rilis kabar ini didorong oleh kemungkinan kesepakatan yang mencakup penundaan aturan Tiongkok terhadap bijih langka, penghindaran tarif 100% yang sebelumnya direncanakan, serta dilanjutkannya impor kedelai dari Tiongkok.

Sektor teknologi jadi pemenang terbesar, dengan Nvidia dan Broadcom naik masing-masing +2,1% dan +2,4%, sedangkan Qualcomm naik +9,5% setelah meluncurkan prosesor AI baru untuk pusat data, yang mana keputusan strategi ini mengubah persepsi pasar terhadap potensi pendapatan perusahaan, mendorong saham ke level tertinggi baru.

Tesla naik +4,2% dan Apple naik +1,3%.

Para investor pun mulai mempersiapkan rilis laporan kinerja kuartal ketiga dari raksasa tech seperti Alphabet, Amazon, Apple, Meta, dan Microsoft, serta kemungkinan pemotongan suku bunga Fed sebesar 25 basis poin pada hari Rabu.

“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan cenderung ada ruang untuk terjadi teknikal rebound pasca panic selling yang terjadi kemarin, pasalnya kondisi ekonomi dan fundamental emiten sebenarnya masih dalam kondisi yang sehat,” sebut analis FAC Sekuritas dalam riset Selasa (28/10).