ANALIS MARKET (28/10/2025): Demand untuk SBN Berdenominasi Rupiah Diproyeksi Stabil
Pasardana.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, pergerakan harga Surat Utang Negara (SUN) yang bervariatif masih berlanjut pada sesi perdagangan kemarin.
Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) turun sebesar 1 basis poin (bp) menjadi 5,40%, sementara yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) tidak berubah di level 5,98%.
Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) meningkat tipis sebesar 1bp menjadi 6,00%.
Level yield curve 10-tahun masih berada di dalam weekly estimated range di kisaran 5,94%-6,18%.
Volume transaksi SBN secara outright tercatat sebesar Rp26,9 triliun kemarin, tidak banyak berubah dibandingkan dengan volume transaksi di hari Jumat yang tercatat sebesar Rp26,4 triliun.
FR0104 dan FR0047 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp8,4 triliun dan Rp1,9 triliun.
Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp2,7 triliun.
Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS melemah sebesar 0,11%, bergerak dari level Rp16.602/US$ di hari Jumat menjadi Rp16.621/US$ kemarin.
Adapun diperdagangan Selasa (28/10) pagi ini, indikator global menunjukkan sentimen yang cenderung positif, tercermin dari penurunan level Credit Default Swap (CDS) Indonesia.
CDS 5-tahun Indonesia turun sebesar 2bp dari levelnya di hari Jumat menjadi 77bp.
Di sisi lain, yield curve US Treasury (UST) 5-tahun bertahan di 3,61% sementara yield curve UST 10-tahun turun tipis sebesar 1bp menjadi 4,01%.
“Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas, BNI Sekuritas mengantisipasi demand untuk Surat Berharga Negara (SBN) berdenominasi Rupiah akan stabil. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0075, FR0098, FR0083,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Selasa (28/10).

