Bahlil Kasih Jatah 60% dari Kapasitas Tambahan IIP Buat Swasta Garap Proyek Kelistrikan, Begini Kriterianya
Pasardana.id - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia bakal memberikan lebih banyak porsi untuk swasta dalam membangun sistem ketenagalistrikan.
Kata Bahlil, dalam pembangunan pembangkit baru, swasta mendapat alokasi sekitar 60 persen dari total kapasitas tambahan untuk Independent Power Producers (IPP) sebesar 71 Gigawatt (GW).
"Jadi 71 GW itu porsi yang paling besar, itu sekitar kurang lebih 60 persen kita akan serahkan kepada swasta," ujar Bahlil dalam peresmian proyek ketenagalistrikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Senin (20/1).
Namun, sambung Bahlil, hanya swasta yang kredibel dan sejalan dengan program pemerintah yang akan dilibatkan.
"Tapi swasta yang kredibel, sejalan dengan pemerintah, dan tidak membuat gerakan tambahan di luar arahan pemerintah," ujar dia.
Dia mengungkapkan, pemerintah memiliki rencanan strategis dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT).
Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) mendatang, pemerintah menargetkan tambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 71 gigawatt (GW) dengan dukungan jaringan listrik sepanjang 48.000 kilometer sirkuit.
"Kita rencanakan menambah 71 GW dengan jaringan sekitar 48.000 km sirkuit. Jika dibandingkan lurus, panjang ini setara 8.000 km," ujarnya.
Meski Indonesia kaya akan sumber daya seperti energi matahari, air, dan angin, Bahlil menyebut sumber daya alam tersebut belum bisa optimal dimaksimalkan gara-gara jaringan eksisting.
Karena itu, menurut dia, tantangan utama adalah jaringan listrik yang belum memadai untuk mendukung lokasi pembangkit energi baru.
"Jaringan yang dulu dipasang tidak dirancang untuk menjemput tempat-tempat di mana energi baru terbarukan akan dibangun. Karena itu, kita dorong pembangunan jaringan ke depan," jelasnya.
Selain listrik yang bersifat EBT, Bahlil juga menyoroti kebutuhan gas di masa depan yang akan terus meningkat secara signifikan.
Menurut perhitungannya, pada periode 2025-2030, kebutuhan gas nasional untuk meng-cover 72 persen energi baru terbarukan sekitar 1.471 Billion British Thermal Unit per Day (BBTUD).
Angka ini terus bertambah hingga diproyeksikan mencapai 2.659 BBTUD pada tahun 2034.
"Dari 2025 hingga 2030, kebutuhan gas terus meningkat untuk mendukung energi baru terbarukan. Kenaikan ini akan terjadi di setiap regional," tandas Bahlil.

