The Fed Diproyeksi Pangkas Suku Bunga Sebesar 50 Bps pada Semester II - 2024

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Di tengah kondisi ekonomi global saat ini, The Fed masih menahan suku bunga pada siklus ini di angka 5,5 persen sebagai tanggapan atas inflasi yang masih di atas ekspektasi. 

Meski demikian, dalam diskusi bertajuk “Optimizing the Currency Volatility: Exploring Economic Projections and FX Investments with DBS Treasures Private Client” yang digelar DBS Group baru-baru ini, Equities Specialist DBS Group Research, Maynard Arif memproyeksikan, The Fed akan kembali memangkas suku bunga sebesar 50 bps pada semester dua 2024, membawa Federal Funds Rate (FFR) menjadi 5,0 persen pada akhir tahun.

“Faktor lain yang akan menjadi pendorong utama suku bunga di paruh kedua 2024 adalah pemilihan presiden AS yang membawa kekhawatiran tentang defisit fiskal, deglobalisasi, dan persaingan Tiongkok-AS,” terang Maynard Arif seperti dilansir dalam siaran pers, Kamis (04/7).

“Hal ini akan diikuti dengan pemotongan 100 bps lagi pada tahun 2025,” sambungnya.

Lebih lanjut diungkapkan, kebijakan The Fed untuk menahan suku bunga menyebabkan USD masih kuat terhadap mata uang lain.

Di sisi lain, Jepang merupakan salah satu negara yang terdampak akan hal tersebut.

Menurut FX Strategist, Global Financial Markets DBS Bank, Terence Wu --di kesempatan yang sama, bahwa selisih imbal hasil AS dan Jepang mengalami tekanan.

Kendati demikian, kata dia, tekanan terhadap USD-JPY diprediksi akan berubah ketika The Fed mulai menurunkan suku bunganya.

“Sedangkan untuk Indonesia, rupiah diharapkan dapat membaik seiring berkurangnya tekanan terhadap USD-JPY dan USD-CNH,” tandas  Terence Wu.