Luhut Berencana Ganti Bensin ke Bioethanol Demi Hemat Anggaran

Foto : istimewa

Pasardana.id - Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menyebut bahwa penggantian bensin berbahan fosil ke bioethanol bisa menghemat Anggatan Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga Rp38 triliun. 

Luhut menilai, saat ini defisit APBN semakin melebar karena pendapatan negara yang diproyeksi tidak mencapai target.

Apalagi, penerimaan juga merosot karena PPh badan dari perusahaan yang terdampak penurunan harga komoditas.

Karena itu, menurut Luhut penggantian bioethanol mampu menjadi salah satu solusi menjaga perekonomian Indonesia.

"Nah, itu juga bisa menghemat sampai dengan Rp38 triliun," tutur Luhut dalam unggahannya di Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan, dikutip Rabu (10/7).

Dijelaskan Luhut, penggantian bensin ke bioethanol juga mampu menurunkan kadar sulfur dari 500 ppm ke 50 ppm.

Dengan begitu risiko Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) bisa ikut berkurang.

Saat ini, kata Luhut, rencana tersebut sedang dikerjakan oleh Pertamina.

Ia berharap, penggantian bensin ke bioethanol dapat memperbaiki defisit APBN yang tengah terjadi saat ini.

"Nah ini sekarang lagi diproses dikerjakan oleh Pertamina. Nah kalau baik, dari situ saya kira kita bisa menghemat lagi, dan juga pemberian subsidi yang tidak pada tempatnya," kata Luhut.

Tak hanya mengganti bensin menjadi bioetanol, guna menghemat APBN.

Luhut pun menyebut pembelian bahan bakar minyak (BBM) subsidi akan diperketat alias dibatasi mulai 17 Agustus 2024.

Ini dilakukan untuk mengurangi jumlah penyaluran subsidi kepada orang yang tidak berhak.

Adapun terkait aturannya, Luhut menyebut saat ini masih disiapkan oleh PT Pertamina (Persero).

"Pemberian subsidi yang tidak pada tempatnya. Itu Pertamina sekarang sedang menyiapkan. Kita berharap, 17 Agustus kita sudah bisa mulai di mana orang yang tidak berhak mendapat subsidi akan bisa kita kurangi," ujar Luhut.