Ekonom Sebut Dua Faktor Utama yang Bikin Penyaluran KUR Terhambat. Apa Saja?
Pasardana.id – Realisasi penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) untuk UMKM terbilang masih rendah dan di banyak tempat masih terhambat.
Menanggapi hal ini, Ekonom Fithra Faisal Hastiadi menyebut dua faktor utama yang membuat penyaluran KUR terhambat.
“Pertama, kapasitas dan pemahaman bank dalam memberikan kredit, dan kedua, kapasitas UMKM dalam memanfaatkan pendanaan,’ ujar Fithra di Jakarta, kemarin (27/5).
Menurut Fithra yang juga dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, tidak semua bank memiliki pemahaman dan kapasitas yang mumpuni untuk menyalurkan KUR.
Saat ini, hanya BRI, bank milik negara, yang sudah berpengalaman dalam bidang ini.
"Jadi ya wajar ketika penyaluran KUR ini terhambat karena mereka (bank-bank negara lain) melihat aspek prudensial-nya, bagaimana nanti kalau kreditnya disalurkan secara cepat lalu macet, kan ini akan memperbesar NPL (non performing loan) dan membebani perbankan," bebernya.
Lebih lanjut ia menekankan pentingnya meningkatkan kapasitas dan kualitas UMKM supaya layak mendapatkan kredit, sehingga yang terpenting adalah bukan hanya mendorong penyaluran kredit, tetapi juga meningkatkan kapasitas UMKM agar mampu memanfaatkan pendanaan tersebut.
Fithra menyebut, banyak UMKM yang mendapatkan akses pendanaan, tetapi tidak didampingi sehingga usahanya tidak berkembang.
"Jadi tinggal bagaimana pemahaman terkait kondisi UMKM diperkuat. Di sisi lain, bagaimana pemerintah juga bisa meningkatkan UMKM supaya bisa kompatibel untuk menggunakan pendanaan itu," kata dia.
Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, realisasi penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) pada tahun 2023 lalu mencapai Rp260,26 triliun, yang disalurkan kepada 4,64 juta debitur.
Angka ini tidak mencapai target penyaluran KUR pada 2023 yang dipatok senilai Rp297 triliun.
Di sebuah kesempatan acara, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengakui bahwa penyaluran KUR ini masih harus dievaluasi.
Ia menyebut, hingga saat ini banyak pelaku UMKM yang kesulitan mengakses KUR karena bank-bank penyalur dana KUR masih mensyaratkan agunan.
Adapun baru-baru ini, Kementerian Koordinator bidang Perekonomian mencatat, realisasi penyaluran KUR untuk berbagai jenis pelaku usaha hingga April 2024 mencapai Rp90,45 triliun dari total target Rp287 triliun.

