Nicolas Kanter Lapor ANTM Kuras Kas Rp1,4 Triliun Demi Operasional Kuartal I 2024
Pasardana.id - PT Aneka Tambang Tbk (IDX: ANTM) menyampaikan arus kas yang digunakan untuk aktivitas operasi sebesar Rp1,438 triliun sepanjang kuartal I 2024.
Pasalnya, penerimaan dari pelanggan hanya Rp8,949 triliun, tapi pembayaran kepada pemasok mencapai Rp9,212 triliun.
Ditambah pembayaran kepada Komisaris, Direksi dan karyawan sebesar Rp494,19 miliar.
Ditambah pembayaran pajak penghasilan badan Rp356,08 miliar dan pembayaran pajak lain.
Terlebih, laba bersih sebesar Rp238,37 miliar sepanjang tiga bulan pertama tahun 2024, atau anjlok 85,6 persen dibanding periode sama tahun 2023 yang mencapai Rp1,663 triliun.
Dampaknya, laba bersih per saham dasar dan dilusian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk merosot ke level Rp9,92 per lembar pada akhir Maret 2024. Sedangkan di akhir Maret 2023 berada di level Rp69,21 per helai.
Direktur Utama ANTM, Nicolas D Kanter melaporkan penjualan sebesar Rp8,62 triliun pada kuartal I 2024.
Hasil itu turun 25,2 persen dibanding kuartal I 2023 yang tercatat sebesar Rp11,593 triliun.
Pemicunya, penjualan feronikel amblas 98,5 persen secara tahunan yang tersisa Rp18,36 miliar pada kuartal I 2024.
Jelasnya, produksi feronikel hanya 88 persen dari volume produksi pada kuartal I 2023 menjadi 4.789 ton nikel dalam feronikel (Tni) pada kuartal I 2024.
Senasib, penjualan bijih nikel longsor 82,08 persen secara tahunan yang tersisa Rp534,13 miliar. Hasil dari produksi 1,44 juta wet metric ton (wmt) pada kuartal I 2024.
Tapi penjualan emas tumbuh 9,4 persen secara tahunan menjadi Rp7,67 triliun pada kuartal I 2024. Hasil dari penjualan 7.112 kg atau 98 persen dari penjualan kuartal I 2023.
Senada, penjualan alumina meningkat 18,5 persen secara tahunan menjadi Rp351,53 miliar. Hasil itu dari peningkatan penjualan 38.862 ton alumina atau tumbuh 18 persen dibanding kuartal I 2024.
Walau beban pokok penjualan dapat ditekan sedalam 4,2 persen secara tahunan menjadi Rp8,37 triliun pada akhir Maret 2024.
Tapi laba kotor tetap longsor 91,2 persen secara tahunan yang tersisa Rp250,74 miliar.
Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan kuartal I 2024 tanpa audit emiten tambang mineral BUMN itu yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (30/5/2024).
Sementara itu, jumlah kewajiban berkurang 16,2 persen dibanding tahun 2023 menjadi Rp9,781 triliun pada akhir Maret 2024.
Pada sisi lain, total ekuitas bertambah 0,85 persen dibanding akhir tahun 2023 menjadi Rp31,432 triliun pada akhir Maret 2024.

