OMED Kuras Kas Rp111 Miliar Sepanjang Semester I 2023

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - PT Jayamas Medica Industri Tbk (IDX: OMED) mencatatkan laba bersih sebesar Rp110,61 miliar pada semester I 2023, atau turun 11,29 persen dibanding periode sama tahun lalu yang mencapai Rp124,56 miliar.

Dampaknya, laba per saham dasar turun ke level Rp4,8 per lembar, sedangkan di akhir Juni 2022 berada di level Rp5,41 per helai.

Jika dirunut, penjualan menyusut 0,24 persen secara tahunan menjadi Rp811,34 miliar pada akhir Juni 2023.

Pemicunya, penjualan antiseptic dan dialisis turun 17,6 persen menjadi Rp93, 362 miliar.

Senasib, penjualan produk diagnostic dan peralatan melorot 5,5 persen menjadi Rp102,33 miliar.

Tapi penjualan produk sekali pakai dan habis pakai tumbuh 0,74 miliar menjadi Rp540,81 miliar.

Senada, penjualan bioteknologi dan laboratorium naik 52 persen menjadi Rp38,376 miliar.

Bahkan penjualan alat bantu jalan dan perawatan rehabilitas melonjak 56,25 persen menjadi Rp25,38 miliar.

Menariknya, beban pokok penjualan dapat ditekan sedalam 0,54 persen secara tahunan menjadi Rp547,38 miliar pada akhir Juni 2023.

Alhasil, laba kotor terkerek 0,36 persen menjadi Rp263,95 miliar.

Sayangnya, beban penjualan dan pemasaran naik 62,5 persen menjadi Rp52,495 miliar.

Lalu, beban umum dan administrasi melambung 4,2 persen menjadi Rp74,692 miliar.

Terlebih semester I 2023 perseroan menderita beban operasi lain-lain Rp8,335 miliar. Sedangkan di semester I 2022  meraup pendapatan operasi lain lain Rp6,55 miliar.

Akibatnya, laba operasi amblas 22,8 persen tersisa Rp128,43 miliar.

Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan semester I 2023 dengan penelaahan terbatas emiten alat kesehatan itu yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (28/8/2023).

Sementara itu, jumlah kewajiban berkurang 29,2 persen dibanding akhir tahun 2022 menjadi Rp309,1 miliar pada akhir Juni 2023.

Pada sisi lain, total ekuitas bertambah 1,25 persen dibanding akhir tahun 2022 menjadi Rp2,095 triliun pada akhir Juni 2023.

Patut dicermati, kas bersih digunakan untuk aktivitas operasi menyentuh Rp111,78 miliar.

Pasalnya, penerimaan kas dari pelanggan hanya Rp830,48 miliar. Tapi pembayaran kepada pemasok Rp736,99 miliar.

Lalu, pembayaran untuk beban pemasok Rp76,588 miliar dan pembayaran untuk gaji dan imbalan kerja karyawan sebesar Rp105,07 miliar.