Laba Tumbuh 25 Persen, Tapi Laba Per Saham BMRI Turun Jadi Rp360 Per Saham

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id PT Bank Mandiri Tbk (IDX: BMRI) meraih laba bersih sebesar Rp25,231 triliun pada semester 1 2023, atau tumbuh 24,75 persen dibanding periode sama tahun 2022 yang tercatat sebesar Rp20,209 triliun.

Namun laba bersih per saham justru turun ke level Rp360,46 per lembar, sedangkan di akhir Juni 2022 berada di level Rp433,2 per saham.

Hal itu terungkap dalam laporan keuangan semester I 2023 tanpa audit yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (31/7/2023).

Sementara itu, Direktur Utama BMRI, Darmawan Junaidi menjelaskan, perseroan berhasil menyalurkan kredit secara konsolidasi tumbuh 11,8 persen secara tahunan mencapai Rp1.272,07 triliun.

Pertumbuhan kredit ini jauh di atas pertumbuhan industri perbankan pada Juni 2023 yang tercatat sebesar 7,8 persen secara tahunan.

“Dalam mendorong penyaluran kredit, kami tetap fokus pada sektor yang prospektif dan merupakan bisnis turunan dari ekosistem segmen wholesale di setiap wilayah. Pencapaian kinerja Bank Mandiri yang solid juga selaras dengan kondisi ekonomi Indonesia yang masih bertumbuh di tengah ketidakpastian global,” ujarnya di Jakarta, Senin (31/7).

Fungsi intermediasi yang impresif tersebut, lanjut Darmawan, merata di seluruh segmen.

Terutama dari penyaluran kredit komersial yang meningkat 18,9 persen secara tahunan menjadi Rp 215,7 triliun, kredit SME (small medium enterprise) meningkat 11,7 persen secara tahunan menjadi Rp 72,3 tirliun dan kredit segmen konsumer meningkat sebesar 11,3 persen secara tahunan menjadi Rp 106 triliun.

Lebih lanjut Darmawan menyampaikan, pertumbuhan laba tersebut merupakan hasil dari strategi baru Bank Mandiri yang berfokus pada ekosistem, baik dari sisi pembiayaan maupun pendanaan.

Seiring itu, BMRI konsisten menjaga kualitas aset.

Hal ini tercermin dari posisi non performing loan (NPL) bank only yang melandai ke level 1,53 persen per Juni 2023.

Posisi tersebut jauh lebih baik jika dibandingkan periode Juni 2022 di level 2,47 persen atau telah turun sebesar 94 basis poin (bps).

“Sampai dengan kuartal II 2023, kami telah menyiapkan pencadangan yang cukup, dengan NPL Coverage ratio bank only mencapai 342,2 persen, meningkat dari posisi kuartal II tahun sebelumnya yang sebesar 274,5 persen,” tutur Darmawan.

Kinerja Bank Mandiri juga terlihat dari sisi profitabilitas yang terus meningkat.

Return on Equity (ROE) Tier-1 bank only telah menyentuh 25,8 persen atau naik 275 basis poin (bps) secara YoY.

Sementara posisi net interest margin (NIM) bank only terjaga solid di level 5,3 persen.

Lebih lanjut Darmawan menambahkan, upaya transformasi digital Bank Mandiri juga telah membuahkan hasil yang positif.

Hasil ini tercermin dari transaksi digital Bank Mandiri melalui Livin’ dan Kopra by Mandiri yang tumbuh signifikan.

Melalui serangkaian inovasi yang dilakukan dalam setahun terakhir, aplikasi perbankan super lengkap milik Bank Mandiri ini sudah mengelola lebih dari 1,3 miliar transaksi dengan total nilai mencapai Rp 1.500 triliun atau naik 43,4 persen secara  tahunan.

Sementara itu, sampai dengan pertengahan tahun 2023, aplikasi super andalan Bank Mandiri ini telah diunduh lebih dari 28,5 juta kali dengan jumlah pengguna mencapai 19,2 juta.