Cek Potensi Pembagian Dividen dari Emiten Gas Industri Ini

Foto : Dok. SMBA

Pasardana.id - PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (IDX: SBMA) akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Jumat, (26/5/2023) dengan salah satu agenda penggunaan laba  bersih tahun buku 2022.

Dengan demikian, terbuka kemungkinan pembagian dividen, mengingat SBMA membukukan saldo laba akhir tahun 2022 sebesar Rp16,715 miliar dan laba bersih sebesar Rp4,5 miliar.

Menginjak kuartal I 2023, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp903,75 juta dalam tiga bulan pertama tahun 2023.

Laba tersebut berasal dari Pendapatan usaha yang naik 7,7 persen secara tahunan dari Rp24,6 miliar menjadi Rp26,5 miliar.

Pada sisi lain, beban pokok pendapatannya meningkat dari Rp11,6 miliar menjadi Rp15,1 miliar. Terjadi kenaikan biaya pembelian bahan baku dan distribusi akibat naiknya harga BBM.

Direktur Utama SBMA, Rini Dwiyanti meyakini, kinerja ini akan membaik setelah penyesesuaian harga jual yang baru dan beberapa kontrak akan tender ulang.

Rini secara gamblang menyebutkan, target bisnis perseroan dipandang optimistis karena kebutuhan akan gas industri terus meningkat, sehingga dengan adanya ASP (Air Separation Plant) baru, SBMA diharapkan dapat meningkatkan produksi hingga lima kali lipat.

"Sebagaimana diketahui, peluang pendapatan bagi SBMA terbuka lebar untuk memenuhi permintaan pasar liquid yang terbuka di Petrokimia, Migas, Medis dan distributor yang diperkirakan mencapai 5 juta liter per tahun," papar Rini kepada media, Senin (8/5/2023).

Sementara itu, total aset per 31 Maret 2022 tercatat sebesar Rp269,06 miliar. Jumlah ini tak bergeser terlalu jauh dari total aset per 31 Desember 2022 yang tercatat senilai Rp269,60 miliar.

Perlu diperhatikan, perseroan berhasil menekan utang usaha kepada pihak ketiga menjadi Rp3,41 miliar dari sebelumnya di angka Rp5,11 miliar.

Lalu, beban akrual juga turun hingga ke angka Rp1,04 miliar dari Rp1,45 miliar dan utang pembelian aset tetap turun jadi Rp793,01 juta dari Rp1,03 miliar.

Tentunya, kinerja yang memberikan dampak positif bagi kesehatan keuangan SBMA ini dapat dilihat lebih jauh dengan turunnya jumlah liabilitas jangka pendek yang turun cukup signifikan menjadi Rp27,68 miliar dari sebelumnya di akhir tahun 2022 masih Rp30,19 miliar.

Lebih jauh lagi diungkapkan, perseroan di sepanjang 3 bulan pertama tahun 2023 ini membukukan kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi sebesar Rp741,83 juta dengan keberhasilan Perseroan dalam menjaga piutang usaha dan mencatatkan penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp27 miliar yang lebih tinggi dari pendapatannya.

Di sisi lain, emiten industri gas itu mengumumkan pengunduran diri Direktur Keuangannya pada Selasa, (2/5/2023).

"Pada tanggal 02 Mei 2023, Perseroan telah menerima surat pengunduran diri dari Ibu Cintia Kasmiranti selaku Direktur Keuangan & Administrasi dan Corporate Secretary Perseroan. Namun, beliau akan tetap mengawasi Perseroan sebagai salah satu Direksi di PT Surya Biru Titilea Investama selaku pemegang saham SBMA,” sebut pernyataan manajemen.

Pengunduran ini berlaku efektif terhitung sejak tanggal diselenggarakannya RUPST yang mengagendakan perubahan susunan Direksi. RUPST diagendakan akan terlaksana pada Jumat (26/5/2023).