ANTM Catat Kinerja Triwulan I Tahun 2023 Dengan Laba Tahun Berjalan Rp1,66 Triliun
Pasardana.id - PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM; ASX: ATM; IDX: ANTM) anggota MIND ID - BUMN Holding Industri Pertambangan, mengumumkan pertumbuhan kinerja keuangan Perusahaan yang positif pada periode Triwulan Pertama Tahun 2023 (1Q23).
"Pencapaian kinerja positif tersebut tidak terlepas dari upaya ANTAM untuk terus melakukan optimalisasi tingkat produksi dan penjualan serta implementasi kebijakan strategis dalam pengelolaan biaya yang tepat dan efisien," ungkap Syarif Faisal Alkadrie, Sekretaris Perusahaan ANTM, dilansir dari siaran pers, Selasa (2/5/2023).
Disebutkan, capaian kinerja keuangan ANTAM yang positif tercermin dari capaian Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) pada 1Q23 sebesar Rp2,51 triliun, tumbuh 19% dari capaian EBITDA pada Triwulan Pertama Tahun 2022 (1Q22) sebesar Rp2,10 triliun.
"Pertumbuhan EBITDA yang positif utamanya di topang oleh capaian laba periode berjalan 1Q23 sebesar Rp1,66 triliun, tumbuh 13% dari laba periode berjalan 1Q22 sebesar Rp1,47 triliun," jelasnya.
Pada periode 1Q23, capaian laba kotor sebesar Rp2,85 triliun, tumbuh 16% dari capaian laba kotor pada 1Q22 sebesar Rp2,45 triliun.
Sementara itu capaian laba usaha Perusahaan pada 1Q23 tercatat sebesar Rp1,91 triliun, tumbuh 18% dibandingkan 1Q22 sebesar Rp1,62 triliun.
Capaian total penghasilan lain-lain, bersih ANTAM sepanjang 1Q23 tercatat sebesar Rp208,21 miliar.
Penguatan profitabilitas ANTAM tercermin pula pada capaian laba sebelum pajak penghasilan 1Q23 sebesar Rp2,12 triliun, tumbuh 14% dari capaian 1Q22 sebesar Rp1,86 triliun, serta penguatan nilai laba bersih per saham dasar ANTAM menjadi Rp69,21 yang tumbuh 13% dari nilai 1Q22 sebesar Rp60,98 per saham dasar.
Dari sisi posisi keuangan Perusahaan, pada 1Q23 ANTAM mampu memperkuat struktur keuangan yang tercermin dari nilai ekuitas konsolidasian ANTAM sebesar Rp25,33 triliun yang tumbuh 7% dari nilai ekuitas pada akhir tahun 2022 (FY22) sebesar Rp23,71 triliun.
Pada 1Q23 total liabilitas ANTAM mencapai Rp9,60 triliun, turun 3% dari nilai liabilitas pada FY22 sebesar Rp9,93 triliun.
Total aset Perusahaan pada 1Q23 mencapai Rp34,93 triliun, tumbuh 4% dari posisi total aset FY22 sebesar Rp33,64 triliun.
Penguatan struktur keuangan ANTAM tercermin pula dari posisi saldo kas dan setara kas pada akhir periode 1Q23 yang mencapai Rp4,94 triliun, tumbuh 10% dari posisi akhir periode FY22 sebesar Rp4,48 triliun.
Pada tahun 2023, ANTAM berfokus pada strategi untuk mengembangkan basis pelanggan di dalam negeri, terutama pemasaran produk emas, bijih nikel dan bauksit.
Pada 1Q23, total penjualan ANTAM tercatat sebesar Rp11,59 triliun, meningkat 19% dibandingkan periode 1Q22 sebesar Rp9,75 triliun.
Penjualan bersih domestik menjadi penyumbang capaian yang dominan sebesar Rp10,00 triliun atau 86% dari total penjualan bersih ANTAM pada 1Q23.
Berdasarkan segmentasi komoditas, penjualan produk emas menjadi kontributor terbesar terhadap total penjualan bersih 1Q23 sebesar Rp7,01 triliun (60%), disusul bijih nikel yang mencatatkan penjualan sebesar Rp2,98 triliun (26%), feronikel sebesar Rp1,20 triliun (10%), serta segmen bauksit dan alumina sebesar Rp326 miliar (3%).
Pada periode 1Q23, ANTAM mencatatkan total volume produksi logam emas dari tambang Perusahaan sebesar 304 kg (9.774 troy oz.), capaian tersebut sejalan dengan pemenuhan rencana produksi emas tahun 2023 sebesar 1.167 kg (37.519 troy oz.).
Sementara itu penjualan logam emas pada 1Q23 mencapai 7.223 kg (232.225 troy oz.), capaian tersebut tumbuh 10% dari volume penjualan 1Q22 sebesar 6.575 kg (211.391 troy oz.).
Sejalan dengan upaya Perusahaan untuk meningkatkan nilai tambah produk emas Logam Mulia, pada 1Q23, ANTAM melalui Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian (UBPP) Logam Mulia meluncurkan produk logam emas tematik Seri Imlek Tahun 2023 Masehi/2574 Kongzili dan Seri Idulfitri 2023/1444 Hijriah.
Produk emas tematik Seri Imlek dan Idulfitri menampilkan design emas tiga dimensi (3D) yang pertama di Indonesia.
Selain itu untuk meningkatkan aspek keaman produk, ANTAM memperkenalkan fitur keamanan berupa microtext, QR code dan rainbow effect dalam seri produk-produk emas tematik tersebut.
Guna meningkatkan kualitas layanan yang prima penjualan emas kepada para pelanggan, pada 1Q23, UBPP Logam Mulia memperkenalkan ALMIRA (ANTAM Logam Mulia Virtual Assistant), sebuah layanan pesan otomatis yang siap membantu memberikan informasi dan layanan produk Logam Mulia ANTAM.
ALMIRA hadir pada platform Whatsapp dengan nomor kontak 0811-1002-002 (chat only) serta media sosial resmi ANTAM Logam Mulia berupa Facebook dan Instagram.
Untuk mempermudah akses pelanggan terhadap produk Logam Mulia, ANTAM menerapkan mekanisme penjualan emas secara online melalui website resmi www.logammulia.com serta melalui platform marketplace Tokopedia (akun “Butik Emas Antam Official”), Shopee (akun “Butik Emas Antam Official Shop”) dan TikTok Shop (akun “Butik Emas Antam”) selain layanan pembelian offline pada jaringan Butik Logam Mulia ANTAM yang tersebar di 12 kota besar di Indonesia.
Terkait dengan segmen nikel, pada 1Q23, volume produksi feronikel ANTAM mencapai 5.437 ton nikel dalam feronikel (TNi), dengan capaian volume penjualan produk feronikel sepanjang 1Q23 mencapai 4.287 TNi.
Untuk menjaga tingkat kehandalan operasi pabrik feronikel di Kolaka, Sulawesi Tenggara, ANTAM menjalankan program Total Productive Maintenance sejalan dengan upaya Perusahaan untuk mencapai stabilitas dan optimalisasi performa operasi pabrik pengolahan.
Selain itu direncanakan pabrik Feronikel di Halmahera Timur, Maluku Utara akan memulai fase produksi pada semester kedua tahun 2023.
Syarif melanjutkan, sejalan dengan upaya ANTAM untuk meningkatkan cost competitiveness serta pelaksanaan upaya dekarbonisasi melalui penurunan emisi gas rumah kaca dari operasi pabrik feronikel ANTAM di Kolaka, pada bulan Januari 2023, ANTAM bersama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menandatangani Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik terkait dengan dukungan pasokan listrik operasi Pabrik Feronikel ANTAM di UBP Nikel Kolaka dengan total kapasitas daya sebesar 150 megavolt-ampere (MVA).
Sementara itu, untuk produk bijih nikel, volume produksi bijih nikel konsolidasian ANTAM mencapai 3,41 juta wet metric ton (wmt), tumbuh 17% dari volume produksi 1Q22 sebesar 2,92 juta wmt.
"Pertumbuhan tingkat produksi bijih nikel ditujukan untuk mendukung pemenuhan volume penjualan bijih nikel yang tumbuh positif pada periode 1Q23," bebernya.
Volume penjualan bijih nikel konsolidasian ANTAM pada 1Q23 mencapai 3,44 juta wmt, tumbuh 48% dibandingkan volume penjualan bijih nikel 1Q22 sebesar 2,33 juta wmt.
Pada segmen bauksit dan alumina, sepanjang 1Q23 ANTAM mencatatkan volume produksi bauksit yang digunakan sebagai bahan baku bijih pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) serta penjualan kepada pihak ketiga sebesar 347.139 wmt dengan capaian total volume penjualan bauksit mencapai 84.267 wmt.
Sementara itu, volume produksi produk alumina pada 1Q23 mencapai 40.992 ton alumina, tumbuh 21% dari volume produksi pada 1Q22 sebesar 33.830 ton alumina.
"Volume penjualan produk alumina pada 1Q23 mencapai 33.069 ton alumina, relatif stabil jika dibandingkan volume penjualan 1Q22 sebesar 34.822 ton alumina," jelas Syarif.
Lebih jauh, pengembangan Hilirisasi ANTAM terkait dengan proyek pengembangan usaha, pada tahun 2023, ANTAM terus melanjutkan penyelesaian proyek pembangunan pabrik feronikel berkapasitas 13.500 TNi per tahun di Halmahera Timur beserta dengan infrastruktur pendukung pabrik yang direncanakan akan memulai fase produksi pabrik pada semester kedua tahun 2023.
Terkait dengan inisiatif pengembangan hilirisasi nikel untuk baterai kendaraan listrik, pada bulan Januari 2023, ANTAM bersama-sama bersama Hong Kong CBL Limited (HKCBL), anak perusahaan yang dikendalikan oleh CBL, menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat (Conditional Share Purchase Agreement “CSPA”) atas sebagian kepemilikan saham ANTAM pada PT Sumberdaya Arindo (PT SDA).
Penandatanganan CSPA diikuti dengan penandatanganan Perjanjian Pemegang Saham Bersyarat (Conditional Shareholders Agreement “Conditional SHA”) pada tanggal yang sama.
Nantinya setelah transaksi efektif dilaksanakan, ANTAM akan tetap menjadi pemegang saham pengendali pada PT SDA.
Penandatanganan perjanjian tersebut merupakan langkah awal dari realisasi pelaksanaan Proyek Pengembangan Ekosistem EV Battery di Indonesia dan sejalan dengan komitmen ANTAM dalam mendukung pengembangan proyek hilirisasi tersebut.
Dalam hal pengembangan hilirisasi komoditas bauksit, saat ini Perusahaan terus berfokus dalam pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, yang dikembangkan bersama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) dengan kapasitas pengolahan sebesar 1 juta ton SGAR per tahun.