Laba TINS Turun 20 Persen Pada Tahun 2022

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - PT Timah Tbk (IDX: TINS) mencatat laba bersih sebesar Rp1,041 triliun pada tahun 2022, atau melorot 20,04 persen dibanding tahun 2021 yang terbilang Rp1,302 triliun.

Dampaknya, laba bersih per saham dasar turun ke level Rp140 per lembar, sedangkan di akhir tahun 2021 berada di level Rp175.

Jika dirunut, pendapatan amblas 14,3 persen menjadi Rp12,504 triliun yang dipicu turunnya penjualan logam timah sedalam 21,05 persen menjadi Rp9,781 triliun.

Tapi penjualan senyama kimia timah tumbuh 5,2 persen menjadi Rp1,123 triliun.

Bahkan penjualan batu bara melonjak 53,8 persen menjadi Rp720,45 miliar.

Senada, penjualan timah patri terkerek 26,2 persen menjadi Rp279,33 miliar.

Demikian juga dengan penjualan nikel yang naik 31,2 persen menjadi Rp214,14 miliar.

Walau beban pokok pendapatan dapat ditekan sedalam 10,64 persen menjadi Rp9,978 triliun. Tapi laba kotor tetap turun 26,5 persen menjadi Rp2,526 triliun.

Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan tahun 2022 telah audit emiten tambang timah BUMN itu yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (16/3/2023).

Sementara itu, total kewajiban berkurang 28,1 persen menjadi Rp6,025 triliun.

Pada sisi lain, jumlah ekuitas bertambah 11,6 persen menjadi Rp7,041 triliun.

Sementara dalam siaran persnya disebutkan, TINS membukukan laba bersih sebesar Rp1,04 triliun di tengah fluktuasi harga jual logam timah yang cukup tinggi.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko TINS, Fina Eliani menjelaskan, kinerja keuangan tahun 2022 didorong oleh upaya efisiensi di seluruh rantai bisnis, penurunan interest bearing debt dan konsistennya peningkatan kinerja anak usaha segmen non pertimahan.

Ia bilang, perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp12,50 triliun seiring dengan penurunan beban pokok pendapatan sebesar 11 persen dan beban usaha sebesar 6 persen.

Perseroan memproduksi bijih dan logam timah tahun 2022 masing-masing sebesar 20.079 ton dan 19.825 metrik ton serta penjualan logam tahun 2022 sebesar 20.805 metrik ton.

Berdasarkan kinerja tersebut, Perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,04 triliun melampaui target yang ditentukan Perseroan.

Posisi nilai aset Perseroan pada akhir tahun 2022 tercatat sebesar Rp13,07 triliun.

Sementara posisi liabilitas sebesar Rp6,03 triliun, atau turun 28 persen dibandingkan posisi akhir tahun 2021 yang tercatat sebesar Rp8,38 triliun dikarenakan berkurangnya pinjaman jangka pendek.

“Perseroan berhasil menurunkan interest bearing debt berupa pinjaman bank, liabilitas supplier financing dan utang obligasi sebesar 41% menjadi Rp3 triliun dari posisi akhir tahun 2021 yang tercatat sebesar Rp5,11 triliun,” pungkas dia.