Harga Pupuk Pangkas Laba DSNG 43 Persen Pada Akhir September 2023

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - PT Dharma Satya Nusantara Tbk (IDX: DSNG) membukukan laba bersih sebesar Rp502,62 miliar dalam sembilan bulan tahun 2023, atau turun 43,7 persen dibanding periode yang sama tahun 2022 yang mencapai Rp893,11 miliar.

Dampaknya  laba per saham melorot ke level Rp47,42 per lembar pada akhir September 2023, sedangkan di akhir kuartal III 2022 berada di level Rp84,26 per helai,

Padahal penjualan hanya menyusut 0,31 persen secara tahunan menjadi Rp6,564 triliun pada akhir September 2023.

Rinciannya, segmen kelapa sawit masih menjadi kontributor utama pendapatan Perseroan dengan menyumbang 88 persen dari total pendapatan atau setara dengan Rp 5,8 triliun, atau naik 7 persen dibandingkan pendapatan kelapa sawit pada periode yang sama tahun lalu.

Hasil itu didorong oleh peningkatan produksi CPO yang mengalami kenaikan sebesar 7,5 persen secara tahunan, yang dipicu oleh membaiknya produktivitas Tandan Buah Segar (TBS) Perseroan, khususnya pada kuartal ketiga tahun ini.

Pada sembilan bulan pertama tahun ini, produksi TBS DSNG naik 5,5 persen dibandingkan tahun lalu, sedangkan secara kuartalan, baik kebun inti maupun plasma mengalami peningkatan produktivitas yang signifikan, dengan kenaikan sebesar 14,5 persen untuk kebun inti dan 16,4 persen untuk plasma.

Sayangnya, biaya pokok penjualan membengkak 11 persen secara tahunan menjadi Rp 4,9 triliun, yang terutama disebabkan oleh kenaikan biaya pupuk, baik dari segi harga pupuk global maupun volume.

Direktur Utama DSNG, Andrianto Oetomo mengatakan, kenaikan biaya pokok penjualan ini ikut berkontribusi pada penurunan laba bersih perusahaan sebesar 44 persen menjadi Rp 504 miliar dan penurunan EBITDA sebanyak 24 persen menjadI Rp 1,6 triliun.

“Belum berakhirnya perang Rusia dan Ukraina menyebabkan harga pupuk masih berfluktuasi. Sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, cost of sales meningkat 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” terang dia dalam keterangan resmi, Selasa (31/10/2023).

Dia melanjutkan, pertumbuhan total aset sebesar Rp 650 milyar atau 4 persen yang didorong oleh peningkatan saldo kas, persediaan dan aset tetap hasil realisasi belanja modal.

Sedangkan total liabilitas tercatat naik 6 persen menjadi Rp 7,6 trilliun seiring peningkatan pinjaman modal kerja perbankan dan dampak translasi selisih kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada pinjaman bank dalam denominasi dolar seiring melemahnya mata uang Rupiah.