PPRO Lunasi Obligasi dan MTN yang Jatuh Tempo di Tahun 2022 Sekitar Rp2,5 Triliun
Pasardana.id - PT PP Properti Tbk (IDX: PPRO) sebagai salah satu pengembang properti di Indonesia yang merupakan anak usaha dari PT PP (Persero) Tbk (IDX: PTPP) sampai dengan saat ini telah melunasi pembayaran atas hutang jatuh tempo di tahun 2022 dengan nilai sekitar Rp2,5 triliun yang terdiri dari Obligasi, MTN, dan Perbankan.
“PPRO tetap berkomitmen dalam menyelesaikan kewajiban jatuh tempo senilai Rp2,5 triliun untuk tetap menjaga kepercayaan dari Investor, dan kami yakin dapat mencapai target performance Perusahaan seiring dengan membaiknya industri properti di tahun 2022 dan 2023," beber Deni Budiman, Direktur Keuangan PPRO, seperti dilansir dari siaran pers, Senin (26/9/2022).
Adapun Instrumen Hutang dalam bentuk Obligasi dan MTN yang telah dilunasi terdiri dari Obligasi Berkelanjutan II PP Properti Tahap II Tahun 2021 senilai Rp300 miliar yang jatuh tempo pada 15 Februari 2022, Obligasi Berkelanjutan I PP Properti Tahap II Tahun 2019 senilai Rp800 miliar yang jatuh tempo pada 22 Februari 2022 lalu.
Selanjutnya, Obligasi Berkelanjutan I PP Properti Tahap III Tahun 2019 senilai Rp534,5 miliar yang jatuh tempo pada 19 Juli 2022, kemudian terdapat juga Obligasi Berkelanjutan II PP Properti Tahap III Tahun 2021 senilai Rp177 miliar yang jatuh tempo pada 12 September 2022 kemarin.
Selain itu, surat hutang jangka menengah (MTN) juga telah dibayar oleh PPRO sebesar Rp120 miliar yang jatuh tempo pada 30 Juli 2022.
Hasil Annual Review yang terbit pada bulan Agustus 2022 oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan bahwa peringkat "idBBB-" untuk PT PP Properti Tbk (PPRO) serta obligasi yang beredar memiliki outlook "stabil".
Dalam hal pengembangan produk, PPRO selektif dengan menyesuaikan minat masyarakat dan serapan pasar.
Oleh karena itu, PPRO akan segera menyelesaikan project carry over yang marketing sales nya sudah mencapai 70%.
PPRO pun akan menyesuaikan dan memenuhi kebutuhan konsumen, dimana salah satunya dengan berupaya menyediakan apartemen yang sudah dilengkapi oleh peralatan rumah atau full furnished.
Namun demikian, PPRO tidak terlalu agresif dan tetap menjaga prinsip kehati-hatian dalam melakukan pengembangannya, dengan selektif terhadap obyek yang memiliki market potensial besar.
Industri properti saat ini sangat terpengaruh oleh kondisi global, seperti covid-19, kenaikan suku bunga, serta insentif yang diberikan oleh Pemerintah.
Di sisi lain, PPRO juga terus melakukan review & remodelling terhadap obyek yang belum terserap market dengan baik.
Atas obyek tersebut, PPRO menunggu momentum yang tepat saat kebangkitan industri properti pada titik tersebut sudah terlihat bangkit.
Fokus pengembangan PPRO ke depan adalah pengembangan landed house, student apartment, pengembangan kawasan Transyogi Cibubur, dan juga pengembangan ke depan mengutamakan kerjasama.
“Saat ini, aktivitas pembelajaraan di kampus sudah mulai offline dan terjadi peningkatan permintaan di area tersebut, dan kami akan memenuhi kebutuhan permintaan tersebut yang disesuaikan dengan kebutuhan serapan market, dimana market membutuhkan apartemen yang sudah full furnished," ujar Deni.
Lebih lanjut, sampai dengan September 2022, diperkirakan PPRO dapat membukukan prapenjualan atau marketing sales sekitar Rp700 miliar.
“Jumlah tersebut telah mencapai 58% dari target marketing sales Perusahaan sepanjang tahun 2022 yaitu sebesar Rp1,2 triliun,” tutup Deni.

