Anggaran Membengkak, Biaya Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung Bakal Ditutup Pakai Utang

Pasardana.id - Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga mengatakan, pemerintah akan menambal cost overrrun atau pembengkakan biaya proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) dari pinjaman (loan) atau utang di perbankan.
Kata dia, pinjaman tersebut dialokasikan untuk menambal 75 persen dari total pembengkakan anggaran proyek tersebut.
Data sementara Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), anggaran KCJB bengkak hingga 1,176 miliar atau setara Rp16,8 triliun.
Adapun 25 persen dari total cost overrun ditutupi oleh oleh konsorsium Indonesia, yakni; PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan konsorsium China Railway International Co. Ltd.
PSBI akan menambal pembengkakan biaya sebesar Rp4 triliun, sedangkan China Railway International senilai Rp3 triliun.
Sementara, 75 persen sisanya berasal dari pinjaman atau utang.
Hanya saja, kata Arya, persentase pinjaman yang dibutuhkan untuk menambal pembengkakan biaya mega proyek tersebut belum diketahui. Artinya, pinjaman akan disesuaikan dengan total cost overrun.
Arya menyebutkan, saat ini, BPKP masih melakukan review atau tinjauan atas cost overrun yang dimaksud.
"Rp4 triliun di konsorsium BUMN Indonesia, Rp3 triliun BUMN China. Sisanya loan (pinjaman) dari KCJB, nunggu masih dari BPKP," ujar Arya di Jakarta, Rabu (3/8/2022).
Seperti diketahui, biaya pembangunan proyek KCJB membengkak dari rencana awal.
Dalam proposal penawaran yang disampaikan pemerintah China pada 2015 lalu, Negeri Tirai Bambu menawarkan biaya pembangunan proyek yang hanya US$5,13 miliar.
Namun berdasarkan hitungan terbaru KAI, terjadi pembengkakan biaya proyek KCJB maksimal sebesar US$1,9 miliar atau Rp28,5 triliun.
Sehingga maksimal anggaran pembangunan yang dibutuhkan Rp118,5 triliun.
China Development Bank (CBD) sebagai pemegang proyek ini pun meminta Indonesia untuk ikut menanggung pembengkakan biaya tersebut.