Tren Suku Bunga Tinggi, Mirae Sebut Obligasi Masih Menarik

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan, The Fed masih akan menaikkan suku bunga acuannya sebesar 100 basis points (BPS) hingga akhir tahun 2022.

Dari besaran total tersebut, sebesar 50 bps akan dinaikkan pada FOMC September dan masing-masing 25 bps pada FOMC November-Desember.

Sedangkan Bank Indonesia, diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan BI7DRRR sebesar 50 bps secara total hingga ke kisaran 4 persen pada akhir tahun 2022.

Menimbang perkiraan itu, Ekonom Senior Mirae Asset Sekuritas, Rully Wisnubroto menilai, meski tren suku bunga acuan global dan domestik meningkat, investasi di pasar obligasi saat ini cukup menarik, di mana pertimbangan utamanya adalah terjaganya defisit fiskal APBN di tahun 2022 pada target yang ditetapkan pemerintah.

Dia melihat, investasi di pasar obligasi Indonesia masih menarik meski suku bunga acuan dunia dan global sedang dalam tren naik.

Prediksi tersebut didasari oleh kemungkinan tercapainya perdamaian konflik antara Rusia dan Ukraina di tahun ini serta ketahanan kondisi makro-ekonomi domestik.

“Target pemerintah tersebut didasari Perpres 98/2022 sebesar 4,5 persen, seiring dengan peningkatan penerimaan pajak,” ujar Rully kepada media, Senin (22/8/2022).

Di kesempatan yang sama, Head of Fixed Income Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nita Amalia juga menyampaikan optimistismenya, bahwa kondisi pasar obligasi akan berangsur pulih, yang pada akhirnya bisa mendorong transaksi nasabah, terutama yang difasilitasi oleh perusahaan.

Menurut dia, dalam memfasilitasi transaksi efek utang nasabah, saat ini Mirae Asset Sekuritas Indonesia sudah menempati urutan keempat sekuritas terbesar untuk transaksi obligasi korporasi.

Di pasar obligasi negara, Mirae Asset Sekuritas Indonesia menempati posisi delapan besar, keduanya sama-sama pada periode Juni-Juli 2022 yang didasari data Bursa Efek Indonesia.

“Di pasar modal, saat ini modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) Mirae Asset Sekuritas Indonesia yang terbesar yaitu di sekitar Rp 1,5 triliun, memungkinkan dilakukan transaksi besar melalui perusahaan, termasuk transaksi obligasi,” pungkas Nita.