KAI Targetkan Bangun 10.534 KM Jaringan Kereta Api Hingga 2030

Pasardana.id - Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) menargetkan pembangunan jaringan kereta api (KA) sepanjang 10.524 kilometer (Km), termasuk KA perkotaan sepanjang 3.755 Km pada 2030.
Pembangunan ini dicapai secara bertahap dengan baseline pada 2019.
"Pembangunan tersebut berlokasi di Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, dan Pulau Sulawesi," ujar Direktur Jenderal Perkeretaapian, Zulfikri dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi V DPR, di Jakarta, Rabu (6/7/2022).
Adapun target pada 2030 lainnya di antaranya, pembagian kereta api penumpang, dari semua perjalanan sebesar 7-9 persen (eksisting 4 persen), pembagian kereta api barang sebesar 11-13 persen (eksiting 1,1 persen), terwujudnya peran kereta api sebagai tulung punggung angkutan massal antar kota dan perkotaan serta barang.
Kemudian, terbangunnya jaringan kereta api di pulau Sumatera dan Sulawesi, pembangunan jalur ganda dan elektifitasi lintas utama Jawa, serta beroperasinya KA kecepatan tinggi (hight speed train) di Pulau Jawa.
Lebih lanjut, Zulfikri menjelaskan, bahwa terdapat empat Major Project RPJMN 2020-2024 yang menjadi perhatian utama dalam pembangunan yang dilakukan oleh DJKA.
“Keempat Major Project tersebut, mencakup Kereta Api Makassar - Parepare, Kereta Api Cepat Jakarta–Bandung, Peningkatan Kecepatan Jakarta – Surabaya Tahap I Jakarta - Semarang, dan Sistem Angkutan Umum Massal Perkotaan 6 Wilayah Metropolitan (Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Semarang dan Makassar),” beber dia.
Adapun pembiayaan yang dibutuhkan dalam mencapai target tersebut mencapai Rp853 triliun, di mana skema pembiayaan alternatif sebesar 68 persen dan penggunaan APBN sebesar 32 persen.
“Hal tersebut diupayakan untuk mewujudkan perkeretaapian kompetitif, terintegrasi, dan responsif terhadap perkembangan. Target lainnya agar KA sebagai tulang punggung angkutan massal antar kota, perkotaan, dan barang,” ujarnya.
Zulfikri menyampaikan, beberapa pekerjaan pembangunan yang sudah memanfaatkan pembiayaan alternatif melalui skema konsesi diantaranya ada Kereta Cepat Jakarta-Bandung, LRT Jabodebek, reaktivasi jalur KA Cibatu-Garut, hingga pengembangan jalur KA Bandara Soekarno-Hatta.
Skema konsesi juga diterapkan pada pengembangan Segmen I Sumatera Bagian Selatan, Stasiun Baru Jatake, Stasiun Sukacinta-Serdang, dan pengembangan Stasiun Tigaraksa.
“Selain konsesi, kami juga memanfaatkan skema KPBU seperti pada pembangunan jalur KA Makassar-Parepare yang saat ini sudah hampir 100 persen pengerjaannya,” tuturnya.