Erick Thohir Ingin Bangun Sarinah Mini di Bandara
Pasardana.id - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengatakan, transformasi Sarinah merupakan ketahanan pariwisata dan pendukung agar menjadi kekuatan besar dalam meningkatkan kinerja sektor pariwisata di Tanah Air.
Hal ini, katanya, sebuah bentuk komitmen BUMN dalam menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Erick menambahkan, antusiasme masyarakat yang luar biasa terhadap Sarinah membuatnya ingin menghadirkan kembali Sarinah Mini di Bandara-bandara di Indonesia.
"Sejak soft launch pada Maret lalu, antusiasme masyarakat sangat luar biasa. Kami menerima laporan rata-rata Sarinah dikunjungi 40.000 orang setiap hari dan bahkan pada akhir pekan bisa lebih," ujar Erick di Sarinah, Jakarta, Kamis (14/7/2022).
Di hadapan Presiden Joko Widodo dan mantan Presiden Megawati Soekarno Putri, Erick memperkenalkan sejumlah pelaku usaha lokal yang telah mengisi Sarinah, seperti usaha sepatu batik dengan merek Sebatik, minuman jamu dengan merek Suwe Ora Jamu, fashion wastra nusantara dengan merek Nyonya Punya, dan kerajinan merek Cawang Art.
"Ini sebagian kecil dari 500 UMKM yang sudah bergabung di Sarinah, kita tak berpuas diri dan terus mendorong Sarinah-Sarinah mini di bandara sebagai jendela produk lokal kita," kata dia.
Esensi dari transformasi Sarinah, tambah Erick, lambat laun mulai nampak, yakni dari sekadar department store, kemudian menjadi community mall yang menyuburkan kreasi komunitas dan memanen hasil dari inovasi mereka.
Sarinah kini menjadi ruang belanja, berkarya, sosial, budaya dan gaya.
"Alhamdulillah Sarinah kini menjadi trendi dan digemari kaum muda dan generasi masa depan dan mulai mendapat kunjungan wisatawan asing," tuturnya.
Lebih lanjut Erick mengatakan, kehadiran Sarinah mini di bandara merupakan wujud komitmen BUMN untuk lebih banyak memfasilitasi para pelaku UMKM tampil dalam usahanya untuk naik kelas.
Dengan kurasi yang ketat, Erick ingin memberi bukti bahwa produk lokal mempunyai kualitas yang mampu bersaing di pasar domestik maupun internasional.
"Saya yakin, UMKM kita ke depan dapat go global, tapi harus menguasai pasar lokal dulu, baru keluar negeri. Oleh karena itu, mohon Bapak Presiden berkenan agar Sarinah dijadikan destinasi untuk para tamu negara bisa berkunjung ke sini, " ucap Erick.
Kementerian BUMN, lanjut Erick, telah berhasil mengintegrasikan dan mensinergikan klaster jasa pariwisata dan pendukung, yang mana PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) menjadi pimpinan BUMN klaster dengan lima anggota, yang terdiri dari; PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, PT Hotel Indonesia Natour, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, dan PT Sarinah.
"Tujuan penggabungan ini untuk melakukan sebuah lompatan momentum penataan, momentum transformasi, membangun ekosistem lebih kuat dan tangguh, sehingga pengelolaan pariwisata Indonesia akan dapat dilakukan secara lebih efisien dan terintegrasi dari hulu sampai ke hilir," ujar Erick.
Sebagai salah satu anggota klaster pariwisata dan pendukung, Erick juga mengatakan, Sarinah menjadi salah satu destinasi wisata yang merupakan cagar budaya dan warisan ekonomi kerakyatan.
Para pemimpin negeri tidak hanya memerdekakan Indonesia, namun juga mengangkat semangat bangsa yang relatif baru merdeka saat itu, agar diperhitungkan dan dihormati dunia.
"Sarinah adalah sebuah manifesto atau mercusuar gerakan internasionalisme dan modernisme Indonesia yang diwujudkan dalam wadah pusat belanja ritel modern pertama untuk menaungi ekonomi rakyat, yang masa itu masih berdagang secara tradisional sebagai pengecer atau pengasong," kata dia.
Lebih jauh, Erick menceritakan perubahan besar-besaran pada Sarinah sudah dimulai sejak ia baru menjabat sebagai Menteri BUMN pada November 2019. Meski belum genap sebulan memimpin, Erick bertekad mengubah dan memunculkan potensi Sarinah.
"Saya tegaskan keberpihakan kepada ekonomi rakyat dengan semangat berdikari adalah esensi dari kewirausahaan. Oleh karena itu, kita sangat bersyukur semangat dan sense of purpose ini masih eksis hingga kini, dan kami harap, transformasi bisnis dan brand Sarinah, termasuk pemugaran gedung Sarinah ini, dapat melestarikan semangat dan sense of purpose ini," ungkap dia.
Adapun Erick juga menuturkan, upaya pemugaran gedung Sarinah Thamrin yang berpredikat Cagar Budaya dan sudah berusia lebih dari 50 tahun tentu tidak mudah.
Dia menyebut, berbagai tantangan yang unik bagaimana menjaga arsitektur dan situs yang dilindungi, namun di sisi lain, Sarinah harus tampil kekinian agar relevan dan dapat bersaing pada dinamika perubahan pasar dan selera masyarakat sekarang dan masa depan.
“Kami harap, transformasi bisnis dan brand Sarinah termasuk pemugaran gedung Sarinah ini dapat melestarikan semangat dan sense of purpose ini,” ungkap Erick.

