GOTO Tekan Laba TLKM Sebesar 6,3 Persen Pada Kuartal I 2022
Pasardana.id - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (IDX: TLKM) membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp6,118 triliun dalam tiga bulan pertama tahun 2022, atau tumbuh 1,7 persen dibandingkan periode sama tahun 2021, yang tercatat senilai Rp6,014 triliun.
Sedangkan laba yang dapat diatribusikan kepada kepentingan selain pengendali, turun 26,7 persen menjadi Rp1,738 triliun.
Untuk laba periode berjalan merosot 6,3 persen menjadi Rp7,856 triliun.
Sementara itu, laba per saham dasar naik ke level Rp61,76, sedangkan pada kuartal I 2021 berada di level Rp60,71.
Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan kuartal I 2022 tanpa audit emiten telekomunikasi BUMN itu yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (10/5/2022).
Jelasnya, pendapatan tumbuh 3,7 persen menjadi Rp35,208 triliun yang ditopang pendapatan data, internet, dan jasa teknologi infomatika sebesar Rp20,01 triliun atau tumbuh 4,5 persen dibanding kuartal I 2021.
Senada, pendapatan Indohome tumbuh 7,9 persen menjadi Rp6,851 triliun, Tapi pendapatan telpon turun 17,46 persen menjadi Rp3,593 triliun.
Sayangnya, beban dan biaya membengkak 10,56 persen menjadi Rp24,597 triliun karena mencatatkan kerugian yang belum direalisasikan dari perubahan nilai wajar atas investasi senilai Rp893 miliar. Pos ini pada kuartal 1 2021 justru untung Rp14 miliar.
Lebih rinci, pos ini dijelaskan dalam catatan 10 yang menyebutkan kerugian investasi pada PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (IDX: GOTO).
Sebab, per tanggal 31 Maret 2022, Telkomsel menilai nilai wajar investasi di GoTo dengan menggunakan nilai penawaran saham GoTo pada saat IPO sebesar Rp338 per saham.
“Jumlah kerugian yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar investasi Telkomsel pada GoTo pada tanggal 31 Maret 2022 adalah sebesar Rp881 miliar,” tulis manajemen TLKM.
Dampaknya, laba usaha turun 9,29 persen menjadi Rp10,611 triliun. Kian tertekan, dengan beban pajak kini yang naik 28,27 persen menjadi Rp2,832 triliun.
Untuk diketahui, aset perseroan tumbuh 0,7 persen menjadi Rp279,45 miliar karena ekuitas naik 5,5 persen persen menjadi Rp153,33 triliun.

