Menakar Nasib Investasi Telkomsel Pada Gojek Usai GOTO IPO

Pasardana.id - Beberapa kalangan mulai pertanyakan nasib investasi jumbo Telkomsel, anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (IDX: TLKM) pada Gojek senilai Rp6,3 triliun, setelah PT GOTO Gojek Tokopedia Tbk melaksanakan IPO dengan harga jual dibawah target dan calon emiten itu mengakui mungkin tidak akan membukukan profitabilitas.
Pengamat Pasar Modal, Yanuar Rizky mengatakan, BUMN melalui Telkomsel telah masuk di masa back door listing dengan mekanisme obligasi konversi tanpa bunga dengan iming-imingnya, Telkomsel bisa konversi ke saham jika obligasi tak terbayar.
Sebenarnya, jelas dia, narasi harga saham Goto adalah masa depan, dan akan melambung menjadi pegangan investasi para pemodal kakap tersebut.
Tapi, di satu sisi membuat bingung retail. Karena, siapa lagi pemain institusi di industrinya yang akan berburu saham Goto di sekunder.
“Siapa lagi yang akan menyerang Goto di sekunder jika pemodal kakap sudah dapat di back door listing?” celoteh dia pada media sosial, Jumat (1/4/2022).
Menurut Yanuar, Goto mengulang cerita Garuda Indonesia dengan mencoba menyeret retail membayar gorengan para pemodal awal atas saham penjatahan di masa back door yang hanya Rp 1 per lembar menjadi Rp 300.
Sayangnya, rencana itu mulai buyar, karena dari mulai waktu (penawaran) yang mundur, dan lembar saham (yang) dikurangi.
Walau mencoba upaya terakhir, bahwa harga akan dijaga dengan mekanisme green shoe oleh emiten-nya untuk stabilisasi harga di sekunder.
“Bahasa crazy rich yang konteksnya sama aja ama Garuda, penjamin emisi menyerap barang (saham di pasar perdana) gak laku,” ujar dia.
Karena rencana itu buyar, dia mempertanyakan nasib uang Telkomsel, konversi ke saham di tengah IPO-nya saja tidak menyentuh harga penawaran tertinggi seperti rencana awal.
“Tanpa bunga apa lebih untung dari sisi agio konversi harga saham? Waktu yang akan membuktikan. Sama dengan GIAA, saat kebakaran saling menyalahkan,” pungkas dia.