KLBF Targetkan Penjualan Tumbuh Hingga 15 Persen Pada Tahun 2022
Pasardana.id - PT Kalbe Farma Tbk (IDX: KLBF) menargetkan pertumbuhan penjualan bersih tahun 2022 sebesar 11 -15 persen dengan proyeksi pertumbuhan laba bersih sekitar 11-15 persen.
Direktur Keuangan KLBF, Bernadus Karmin Winata menyatakan pptimisme perseroan untuk tumbuh, mendorong Perseroan terus konsisten melakukan aktivitas riset dan pengembangan.
“Melalui sinergi ABGC (Akademisi, Business, Government dan Komunitas), Perseroan terus berkolaborasi menghasilkan produk dan layanan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dan mampu memberikan kontribusi pada performa bisnis Perseroan,” jelas dia kepada media, Jumat (1/4/2022).
Ia menambahkan, perseroan membuka kerja sama dengan berbagai pihak, baik dalam bentuk joint-venture, akusisi atau bentuk kerja sama bisnis lainnya.
“Di tahun 2022, dengan kondisi ekonomi yang mulai kembali pulih dan ekspektasi transisi Covid-19 ke arah endemi, Perseroan juga mempertahankan anggaran belanja modal sebesar Rp 1 triliun yang akan digunakan untuk perluasan kapasitas produksi dan distribusi,” jelas dia.
Sedangkan unyuk pemodal perseroan, dia menegaskan, rasio pembagian dividen dipertahankan pada rasio 45-55 persen, dengan memperhatikan ketersediaan dana dan kebutuhan pendanaan internal.
Untuk diketahui, Tahun 2021 perseroan membukukan laba bersih tahun sebesar Rp3,183 triliun, tumbuh 16,5 persen dibanding tahun 2020 senilai Rp2,733 triliun.
Hasil itu mendongkrak laba per saham dasar menjadi Rp67,92, sedangkan di akhir tahun 2020 senilai Rp58,31.
Hasil itu ditopang penjualan bersih mencapai Rp 26,261 triliun miliar di tahun 2021, atau naik 13,6 persen dibandingkan tahun 2020.
Lebih rincinya, divisi Distribusi dan Logistik meraih peningkatan penjualan bersih sebesar 25,8 persen menjadi Rp 9,752 triliun.
Disusul divisi Obat Resep membukukan peningkatan penjualan sebesar 14, 8 persen menjadi Rp 5,719 triliun.
Kemudian, produk kesehatan tumbuh 7,1 persen menjadi Rp 3,623 triliun.
Adapun penjualan divisi Nutrisi tumbuh 2,5 persen menjadi Rp 7,166 triliun.

