Akuntan Publik Ingatkan ESSA Risiko Hanya Miliki Satu Pemasok Bahan Baku

Pasardana.id - Akuntan Publik pemeriksa laporan keuangan PT Surya Esa Perkasa Tbk (IDX: ESSA) tahun buku 2021 mengingatkan, pembelian seluruh bahan baku gas dari PT Pertamina EP dan Joint Body kontraktor minyak bumi dan gas dapat menimbulkan risiko operasi.
Dalam catatan penekanannya, akuntan itu menyebutkan, pada saat ini, tidak terdapat sumber bahan baku gas berdekatan dengan pabrik elpiji dan amonia perseroan.
Gangguan terhadap pasokan bahan baku gas dapat mengakibatkan terganggunya produksi elpiji, propane, kondesat dan amonia, serta kemungkinan kerugian dalam penjualan, yang dapat mengakibatkan efek yang sangat buruk terhadap hasil operasi.
Selanjutnya, pemutusan kontrak dengan pemasok dapat mengakibatkan berhentinya operasi ESSA.
Menariknya, ESAA membukukan laba bersih senilai USD13,969 juta pada tahun 2021, atau membaik dibandingkan tahun 2020 yang mencatatkan rugi bersih senilai USD19,126 juta.
Sehingga emiten pemurnian dan pengolahan gas bumi ini menorehkan laba per saham dasar USD0,938, atau membaik dibandingkan akhir tahun 2020 yang mencatatkan rugi per saham dasar USD1,307.
Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan tahun 2021 telah audit ESSA pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (21/3/2022).
Jelasnya, pendapatan naik 73,14 persen menjadi USD303,43 juta. Rincinya, penjualan amonia naik 76,87 persen menjadi USD260,19 juta.
Senada, penjualan elpiji naik 62,5 persen menjadi USD39,748 juta.
Walau beban pokok pendapatan membengkak 16,26 persen menjadi USD193,14 juta, tapi laba kotor melonjak 1.122 persen menjadi USD110,28 juta.
Sementara itu, aset perseroan tumbuh 2,1 persen menjadi USD809,29 juta karena liabilitas jangka panjang membengkak 5,8 persen menjadi USD508,51 juta.
Hal itu dipicu utang bank jangka panjang yang membengkak 1.121 persen menjadi USD403,99 juta, walau utang institusi keuangan jangka panjang sudah dilunasi.