NTP Awal Tahun Naik Signifikan, Mentan Sebut Kesejahteraan Petani Jadi Fokus Utama
Pasardana.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Januari 2022 meningkat signifikan bila dibandingkan posisi Desember 2021.
Tercatat NTP naik 0,30 persen dan NTUP naik 0,12 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
NTP merupakan indikator yang menunjukkan tingkat daya beli petani di perdesaan. Semakin tinggi NTP, maka secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani.
"NTP nasional Januari 2022 sebesar 108,67 atau naik 0,30 persen dibandingkan NTP bulan sebelumnya. Kenaikan NTP dikarenakan indeks harga yang diterima petani naik 0,81 persen lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,50 persen," kata Kepala BPS, Margo Yuwono dalam konferensi pers, Rabu (2/2/2022).
Kenaikan NTP bulan lalu didorong indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 0,45 persen, lebih tinggi dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,44 persen.
Margo mengatakan, kenaikan indeks yang diterima petani umumnya karena kenaikan harga jual beberapa komoditas, seperti gabah, kelapa sawit, dan ayam ras. Sementara itu, kenaikan indeks harga yang dibayar petani dipicu oleh kenaikan harga ayam beras, minyak goreng, dan rokok.
Dari sejumlah subsektor yang dipantau, tanaman pangan menjadi subsektor yang mengalami peningkatan tertinggi.
"NTP tanaman pangan mencapai 100,86 atau meningkat sebanyak 0,98 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Penyebabnya adalah kenaikan indeks harga yang diterima petani meningkat hingga 1,48 persen," sebut Margo.
Di kesempatan terpisah, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan, peningkatan daya beli petani memang menjadi fokus program Kementan dalam mendorong perbaikan taraf hidup petani.
Program difokuskan pada peningkatan produksi berbasis pertanian maju, mandiri, dan modern, serta diikuti kualitas pangan berdaya saing ekspor.
"Fungsi Kementan adalah menjaga ketahanan pangan nasional dalam kondisi aman dan terkendali, terutama saat pandemi Covid-19 saat ini. Ke depan, target kita adalah meningkatkan kesejahteraan petani sebagai agenda yang paling utama," ujar Syahrul.
Syahrul menjelaskan, program kerja Kementan tahun ini menyasar pada peningkatan ketahanan pangan dan nilai tambah ekspor.
Ini dilakukan dengan meningkatkan produktivitas pertanian, di mana daerah yang mengalami defisit akan diberi perhatian yang lebih. Langkah itu dinilai akan memberikan peningkatan pada kesejahteraan petani.
Sementara itu, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Kementerian Pertanian (Kementan), Kuntoro Boga Andri menyebutkan, awal tahun ini menjadi masa bagi petani menikmati harga gabah yang dibeli oleh pasar dengan harga tinggi.
"Kenaikan NTP menunjukkan bahwa petani bisa menikmati keuntungan dari hasil produksi mereka," kata Kuntoro.
Kuntoro juga melihat, meski harga beras pun mengalami peningkatan, kenaikannya baik di tingkat grosir maupun eceran masih terkendali dan di bawah persentase kenaikan harga gabah.
"Tentunya tren ini perlu terus dijaga. Kita harus terus upayakan selisih harga antara gabah di tingkat petani dan beras yang dibeli di konsumen tidak terlampau jauh," ujarnya.
Lebih lanjut ia menuturkan, agar tidak terjadi disparitas harga yang lebar, Kementan terus berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan Perum Bulog dalam upaya menjaga stabilitas harga beras.

