PTPP Kuras Kas Rp2,6 Triliun Demi Operasional Sampai Akhir September 2022
Pasardana.id - PT PP Tbk (IDX: PTPP) mencatatkan kas bersih digunakan untuk aktivitas operasi selama sembilan bulan pertama tahun 2022 mencapai Rp2,666 triliun, atau membengkak 162 persen dibanding periode sama tahun 2021 yang tercatat sebesar Rp1,017 triliun.
Menilik dari laporan keuangan kuartal III 2022 tanpa audit emiten karya BUMN itu yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (8/11/2022) disebutkan bahwa hal itu dipicu penerimaan dari pelanggan hanya Rp13,13 triliun, tapi pembayaran kepada pemasok dan subkontraktor naik 15,2 persen menjadi Rp13,654 triliun.
Kian terkuras, pembayaran pajak meningkat 25,1 persen menjadi Rp1,265 triliun.
Apalagi penerimaan pajak anjlok 56,53 persen yang tersisa Rp472,58 miliar.
Lalu pembayaran beban keuangan membengkak 11,5 persen meniadi Rp916,7 miliar.
Hanya pembayaran kepada Direksi, karyawan dan pihak ketiga dapat ditekan 16,9 persen menjadi Rp432,88 miliar.
Namun demikian, PTPP meraup laba sebesar Rp141,02 miliar, atau tumbuh 9,3 persen dibanding akhir kuartal III 2021 yang tercatat sebesar Rp129,41 miliar.
Sehingga laba per saham dasar merangkak ke level Rp23 per lembar, sedangkan di akhir September 2021 berada di level Rp21.
Rinciannya, pendapatan usaha tumbuh 20 persen menjadi Rp13,461 triliun yang ditopang peningkatan jasa konstruksi sebesar 22,8 persen menjadi Rp10,807 triliun.
Senada, pendapatan dari properti dan realti tumbuh 51,2 persen menjadi Rp1,5 triliun.
Tapi pendapatan EPC amblas 21,8 persen menjadi Rp799,52 miliar.
Walau beban pokok pendapatan membengkak 18,91 persen menjadi Rp11,642 triliun. Tapi laba kotor tetap naik 27,9 persen menjadi Rp1,818 triliun.
Sementara itu, kewajiban bertambah 5,2 persen dibanding akhir tahun 2021 menjadi Rp43,426 triliun. Pemicunya, utang bank jangka pendek ke pihak berelasi naik 33,1 persen meniadi Rp4,289 triliun.
Serupa, utang bank jangka pendek ke pihak ketiga meningkat 40,2 persen menjadi Rp4,711 triliun.
Pada sisi lain, ekuitas tumbuh 2,6 persen menjadi Rp14,703 triliun. Sehingga aset tumbuh 4,6 persen menjadi Rp58,130 triliun.

