Pupuk Indonesia Lanjutkan Program Agro Solution di Lahan Seluas 42 Ha

Pasardana.id - PT Pupuk Indonesia (Persero) melanjutkan Program Agro Solution dengan kembali melakukan tanam perdana pada lahan sawah seluas 42 hektare di Desa Karangsari, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Direktur Transformasi Bisnis Pupuk Indonesia, Panji Winanteya Ruki menyebutkan, bahwa Agro Solution adalah program inisiatif Pupuk Indonesia untuk meningkatkan produktivitas pertanian melalui penyediaan input pertanian komersial (pupuk, benih, dan pestisida), akses permodalan, kepastian pembeli hasil panen (off take), hingga asuransi pertanian.
“Melalui anggota holding kami, yaitu Pupuk Kaltim, kami bekerja sama dengan pemerintah daerah hingga kini telah merealisasikan program Agro Solution seluas 134 hektare pada lahan sawah di Banyuwangi,” ujar Panji, dalam keterangan resminya, Minggu, (30/1/2021).
Dijelaskan Panji, program ini tersebar di sejumlah desa di Banyuwangi seperti Desa Karang Sari Kecamatan Sempu (100 hektare), Desa Gladag (20 hektare) dan Desa Bubuk (empat hektare) Kecamatan Rogojampi, serta Desa Macan Putih Kecamatan Kabat (10 hektare).
“Adapun akses permodalan disediakan oleh BNI, off-taker dari BUMDes Jenggirat Tangi dan Pertani, asuransi oleh Jasindo, sedangkan pengawalan budidaya dan teknologi pertanian dari Pupuk Kaltim,” jelas Panji.
Lebih lanjut Panji menjelaskan, hingga April 2021 realisasi program Agro Solution telah mencapai 18,5 ribu hektare atau 74 persen dari target 25 ribu hektare.
Berdasarkan uji coba pada tanaman padi di Jember, Banyuwangi, Bima, Dompu, Ponorogo, Magetan, dan Madiun, petani binaan program Agro Solution berhasil meningkatkan produktivitas tanamannya, dari rata-rata 6,28 ton menjadi 9,73 ton per hektare, atau meningkat sekitar 55 persen.
Walaupun ada tambahan sedikit biaya untuk menggunakan pupuk komersial, namun hasil produktivitas yang didapat juga cukup signifikan. Sehingga, tambahan biaya operasional input pertanian dapat tertutupi dengan tambahan pendapatan dari peningkatan hasil panen.
“Jadi melalui program ini kami ingin mendukung program ketahanan pangan nasional, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, sekaligus mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk subsidi,” pungkasnya.