Harga CPO Naik, SAMF Yakin Tumbuh Lebih Tinggi Tahun 2021
Pasardana.id - Kinerja PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (IDX: SAMF) tergolong tumbuh saat pandemi Covid-19.
Hal itu terlihat dari pendapatan sepanjang kuartal I tahun 2021 yang mencapai Rp296,72 miliar atau tumbuh 14,03 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020, yang tercatat sebesar Rp 260,22 miliar.
“Perseroan optimistis pendapatan akan meningkat pada semester kedua tahun ini,” ujar Direktur Utama SAMF, Yahya Taufik, dalam siaran pers, Senin (10/5/2021).
Keyakinan itu, tambah Yahya, seiring dengan membaiknya permintaan terhadap hasil perkebunan sawit.
Membaiknya harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) praktis meningkatkan aktifitas di perkebunan sawit.
Selain itu, optimisme perseroan juga ditopang oleh harapan mulusnya upaya vaksinasi Covid-19 yang dilakukan pemerintah.
“Peningkatan harga CPO dan meningkatnya aktifitas perkebunan sawit mendorong permintaan pupuk NPK juga meningkat. Ujungnya, penjualan pupuk kami pun ikut terdongkrak,” terangnya.
Adapun optimisme itu selaras dengan Gabungan Pengusaha Sawit Indonesia (Gapki) yang memperkirakan harga CPO akan berkisar USD 850-900 per ton pada 2021.
“Saat ini, harga CPO membaik. Di catatan kami, posisi harga ada di angka Rp11 ribu per kilogram. Karena itu, gairah petani untuk pemupukan menjadi tinggi sehingga ini tentu saja membuat kami optimistis pada 2021,” ujar Yahya.
Sementara itu, pada 2020, dari hasil melakukan initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Saraswanti menggenjot belanja modal (capital expenditure/capex) untuk peningkatan kapasitas pabrik di Medan 2 sebesar 80.000 ton/tahun dan pabrik di Sampit sebesar 80.000 ton/tahun.
Pasca penambahan itu, total kapasitas meningkat dari 440.000 ton/tahun menjadi 600.000 ton/tahun yang telah efektif operasional pada triwulan 3 dan 4 tahun 2020.
“Peningkatan kapasitas itu menambah optimisme perseroan untuk meningkatkan penjualan pada tahun 2021,” tutur Yahya.
Optimisme membukukan kinerja kinclong pada 2021 merujuk pada kinerja keuangan Saraswanti 2020 yang cukup moncer. Bahkan di tahun 2020, Saraswanti membagikan dividen untuk tahun buku 2019 sebesar Rp 52,78 miliar, dimana pada 2019, laba bersih Saraswanti tercatat sebesar Rp 86,83 miliar.
Adapun laba bersih Saraswanti pada 2020 tercatat melonjak 36 persen dibandingkan 2019, yakni menjadi Rp 118 miliar. Hal itu seiring dengan penjualan yang bertumbuh 10 persen dari Rp1,28 triliun menjadi Rp1,40 triliun pada 2020.
Saraswanti yang berdiri sejak 1998 merupakan produsen pupuk NPK (nitrogen, phospat, dan kalium) untuk segmen non-subsidi.
Saat ini, perseroan memiliki lima pabrik dengan kapasitas produksi sebesar 600.000 ribu ton per tahun yang tersebar di beberapa kota yaitu; Mojokerto (Jawa Timur), Medan (Sumatera Utara), dan Sampit (Kalimantan Tengah).

