Gojek Dipercaya Bergerak Eksponensial Usai Raih USD300 Juta
Pasardana.id - PT Aplikasi Karya Anak Bangsa, pemilik merek dagang Gojek akan mengalami pertumbuhan kinerja signifikan, usai mendapatkan suntikan modal USD300 juta dari anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (IDX: TLKM), Telkomsel.
Jika dihitung dengan suntikan pertama sebesar USD150 juta, maka Gojek telah mendapatkan suntikan modal USD450 juta dari Telkomsel.
Pandangan itu disampaikan oleh Senior Analis PT. MNC Sekuritas ,Victoria Venny kepada media, Senin (10/5/2021).
“Langkah investasi yang dilakukan oleh Telkomsel di perusahaan digital dinilai sangat tepat. Sebab saat ini perusahaan besar seperti Telkomsel harus melakukan diversifikasi usahanya. Salah satu yang saat ini menarik adalah investasi di perusahaan digital,” ulas dia.
Ia melanjutkan, saat ini perusahaan besar, baik itu lokal maupun internasional berlomba-lomba berinvestasi di perusahaan digital. Tercatat Group Djarum, Astra, EMTK, dan SEA Group juga sudah terlebih dahulu berinvestasi di perusahaan digital.
Bahkan baru-baru ini, EMTK dan SEA Group juga menambah investasinya di beberapa perusahaan digital nasional.
EMTK dan Telkomsel melakukan investasi di perusahaan digital karena melihat potensi ekonomi digital Indonesia yang masih bisa tumbuh.
"Potensi dana yang bisa diinvestasikan Telkomsel sangat besar. Saat ini, Telkomsel merupakan perusahaan telekomunikasi yang memiliki arus kas terbaik di Indonesia. Jika mereka hanya berinvestasi di infrastruktur telekomunikasi, maka potensi pertumbuhannya sudah bisa diukur. Pertumbuhan perusahaan yang sudah mature paling besar hanya 5 persen. Namun berbeda ketika mereka berinvestasi di perusahaan digital. Potensi pertumbuhan rintisan ini bisa eksponensial," ungkap Venny.
Lanjut Venny, saat ini adalah waktu yang sangat tepat bagi Telkomsel untuk investasi di perusahaan digital nasional. Selain potensi pertumbuhan industri digital yang masih sangat terbuka luas, kini valuasi dari perusahaan digital yang ada masih sangat menarik dan memiliki potensi tumbuh secara eksponensial.
"Jika kita melihat rekam jejak perusahaan digital seperti Gojek dan Tokopedia, mereka belum 10 tahun saja valuasinya sudah melebih market cap dari Telkom. Kalau Telkomsel hanya berinvestasi di infrastruktur telekomunikasi saja, maka mereka tak akan bisa berkompetisi. Itu yang menjadi pertimbangan Telkomsel berinvestasi di perusahaan digital," ungkap Venny.
Pengamat pasar modal ini juga memprediksi, pertumbuhan perusahaan digital yang fokus memberikan layanan kebutuhan masyarakat Indonesia masih sangat menjanjikan.
Contohnya TaniHub atau Sayur Box. Dengan TaniHub dan Sayur Box, perusahaan rintisan tersebut berhasil memangkas rantai pasok serta menghubungkan antara pembeli dan petani.
Karena rantai pasok terpangkas, maka baik petani maupun konsumen mendapatkan benefit yang lebih besar. Contoh perusahaan digital lainnya yang bisa tumbuh signifikan di mata Venny adalah HaloDoc dan SiCepat.
"Di saat pandemik Covid-19 masih terjadi, masyarakat Indonesia mau tidak mau sangat tergantung pada perusahaan digital. Terlebih lagi ketika ingin memenuhi kebutuhan sehari-hari. Saat ini, saya untuk konsultasi dengan dokter dan membeli obat sudah melalui Aplikasi Halodoc. Sehingga potensi pertumbuhan perusahaan digital yang menyentuh kebutuhan masyarakat masih sangat besar," pungkas Venny.

