YELO Rugi Rp40 Miliar, Akuntan Publik Sebut Kelangsungan Usaha Tidak Pasti

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Akuntan Publik menilai kelangsungan usaha PT Yeloo Integra Datanet Tbk (IDX: YELO) menghadapi ketidakpastian material akibat pandemi Covid-19.

Hal itu tertuang dalam catatan laporan audit laporan keuangan tahun buku 2020 emiten teknologi informasi pariwisata itu pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (22/2/2021).

Jelasnya, YELO mengalami rugi bersih Rp40,1 miliar pada akhir 2020, atau memburuk dibandingkan dengan tahun 2019, yang membukukan laba bersih sebesar Rp1,3 miliar.

Sehingga rugi bersih per saham tercatat sebesar Rp105, atau memburuk dibanding akhir tahun 2019, yang mencatatkan laba bersih per saham sebesar Rp3,43.

Hal itu disebabkan penurunan pendapatan bersih 94,45 persen menjadi Rp2,27 miliar, dibandingkan dengan akhir tahun 2019, yang tercatat sebesar Rp37,49 miliar.

Adapun beban pokok pendapatan tercatat sebesar Rp25,88 miliar, atau tumbuh 11,88 persen dibandingkan akhir tahun 2019, yang tercatat sebesar Rp23,13 miliar.

Akibatnya, perseroan mencatatkan rugi kotor menjadi sebesar Rp23,61 miliar, atau memburuk dibandingkan akhir tahun 2019, yang mencatatkan laba kotor sebesar Rp14,36 miliar.

Ditambah, pada tahun 2020, perseroan membukukan beban lain lain sebesar Rp14,28 miliar. Rinciannya, Cadangan Kerugian Penurunan nilai uang muka sebesar Rp10,143 miliar dan cadangan kerugian nilai piutang sebesar Rp1,3 miliar.