ANALIS MARKET (14/12/2021) : IHSG Memiliki Peluang Bergerak Melemah Terbatas

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan hari Senin, 13/12/2021, IHSG ditutup menguat 9 poin atau 0,15% menjadi 6.662. Sektor Transportation & logistic, consumer cyclicals, basic materials, technology, financials, healthcare, dan energy bergerak positif dan mendominasi kenaikan IHSG kali ini. Investor asing di seluruh pasar membukukan penjualan bersih Rp 659 miliar.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak melemah terbatas dan ditradingkan pada 6.610 – 6.690,” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Selasa (14/12/2021).

Adapun cerita hari ini akan kita awali dari;

1.CHINA, YANG TEGAR YA!

Sebagai pemimpin pemulihan ekonomi global yang pertama akibat Covid 19, perekonomian China digadang-gadang akan pulih lebih cepat, lebih kuat, dan tentu saja lebih konsisten. Namun sayang, tidak berapa lama dari negara yang pertama kali pulih dari pandemic, saat ini China harus kembali memberikan stimulus. Perubahan paradigma perekonomian menjadi kemakmuran bersama, jelas telah membuat perbedaan dalam perekonomian China dalam kurun waktu 1 tahun terakhir. Kami selalu mendukung yang namanya pemerataaan pembangunan nasional, namun kami tidak suka pemulihan waktunya karena kami anggap tidak pas. Meskipun kami yakin, visi Xi lebih dari sekedar mengurangi ketidakseteraaan saja. Xi juga ingin memberikan sebuah dampak bahwa perusahaan siapapun itu, akan dihukum apabila mereka mengumpulkan terlalu banyak kekuasaan dan memberikan dampak bagi terganggunya keharmonisan social. Pergeseran konsumsi masyarakat China dari produk mewah, sekarang konsumsi terfokus kepada bahan pokok dan barang barang tahan lama. Bagi sector konsumsi, hal ini jelas akan memberikan dampak terhadap barang barang mewah yang berkelas yang akan menunjukkan pengurangan. Dari sisi teknologi, Xi juga ingin semikonduktor juga dapat mengambil bagian. Xi juga menginginkan infrastructure baru yang dimana dapat mencakup segala hal di China, mulai dari transportasi hingga Artificial Intelligence yang dapat digunakan dari desa hingga kota. Kemakmuran bersama tidak hanya mengenai konsumsi dan teknologi, namun juga kepada sector kesehatan yang dimana kemakmuran bersama akan membuat perawatan medis dan obat obatan jadi lebih terjangkau. Dari sisi energi terbarukan, kendaraan listrik dan sumber daya terbarukan seperti angin dan matahari akan mendorong keinginan Xi untuk dapat melakukan pembangunan tingkat tinggi dan lingkungan yang lebih bersih. Namun apa yang diinginkan oleh Xi, tampaknya tidak akan cukup pemirsa, pasalnya transformasi perekonomian dilakukan ditengah perekonomian China tengah mengalami penurunan. Saat ini kami melihat ada kemungkinan yang cukup besar bagi China untuk kembali memberikan stimulus fiscal pada tahun 2022 mendatang, setelah mereka menetapkan tujuan baru mereka untuk melawan perlambatan ekonomi yang kian semakin nyata dan mendorong penurunan stabilitas perekonomian yang mulai mengalami perlambatan. Pada akhir Konfrensi Kerja Ekonomi atau annual Central Economic Work Conference, para pembuat keputusan utama Partai Komunis mereka sepakat bahwa prioritas utama tahun depan adalah, memastikan stabilitas. Para pembuat kebijakan berjanji untuk dapat memasukkan semua kebijakan dan menjaga agar kebijakan moneter dapat fleksibel dan tepat. Kebijakan fiscal diharapkan dapat memainkan peran utama pada tahun depan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Sejauh ini kami melihat pertumbuhan ekonomi China pada Q4 21 kemungkinan besar masih akan melambat, apalagi ditambah dengan adanya penurunan di sector property dan wabah Covid 19 yang berulang kali terjadi. Sejauh ini, kami melihat perekonomian diperkirakan akan tumbuh melambat menjadi 3.1% pada kuartal 4, dan kembali melambat pada periode berikutnya dari sebelumnya 7.9% periode April – June dan menjadi 4.9% pada kuartal terakhir. Target pertumbuhan ekonomi pada tahun depan akan di sampaikan pada bulan Maret mendatang, dan focus utamanya adalah menjaga pertumbuhan ekonomi hingga mencapai 5%. Para pembuat kebijakan akan mulai dengan kebijakan moneter dan fiscal melalui cara konvensional seperti pemotongan giro wajib minimum, percepatan belanja infrastructure dan dapat melonggarkan pembatasan pada sector property dan utang pemerintah daerah. China juga diharapkan dapat mendorong bank bank untuk dapat mengeluarkan pinjaman pada kecepatan yang lebih cepat untuk mendorong perekonomian melalui pemberian credit. Sejauh ini kami melihat semua wilayah dan lembaga harus ikut bertanggung jawab untuk bahu membahu mengembalikan stabilitas perekonomian, dan tentu saja secara aktif memperkenalkan kebijakan yang dapat membantu menstabilkan perekonomian dan harus lebih berhati hati apabila melakukan tindakan yang dapat menimbulkan efek kontraksi terhadap China. China juga sudah menyampaikan kepada pemerintah daerah untuk dapat mulai menjual obligasi khusus yang diperuntukkan untuk tahun 2022 mendatang mulai 1 January 2022. Obligasi khusus ini akan digunakan untuk mendanai proyek proyek tertentu daripada untuk menambah pengeluaran umum. Beberapa hal yang harus kita perhatikan adalah bahwa China mengatakan bahwa kebijakan moneter harus tetap flexible dan tepat, dan untuk kebijakan fiscal harus efektif, tetap, dan berkelanjutan. Tidak hanya itu saja, para pejabat juga berjanji lho untuk dapat memajukan investasi infrastructure dengan baik. China sendiri akan meningkatkan regulasi modal yang efektif dan akan mendukung pengembangan di sector swasta. Melihat keberagaman yang ada, pemerintah akan memperkenalkan kebijakan yang berbeda beda untuk daerah atau kota yang memiliki perkembangan yang berbeda beda serta mendorong perkembangan industry yang sehat. Kami melihat China tampaknya membagi pemulihan menjadi 2 fokus. Yang pertama adalah China ingin melakukan pembatasan terhadap risiko keuangan dan pengurangan utang di dalam perekonomian. Yang kedua adalah China akan mulai focus untuk mendukung pertumbuhan perekonomian. Bank Sentral China juga terus melakukan pelonggaran moneter lebih lanjut dengan melakukan pemotongan terhadap rasio persyaratan cadangan di bank. Saat ini China terlihat menghadapi 3 gelombang kejutan, dimulai dari permintaan yang mengalami penurunan, pasokan yang terhambat dan tentu saja ekspektasi perekonomian yang melemah. Pembuat kebijakan harus dapat mengendalikan risiko dan menstabilkan situasi dan kondisi baik secara jangka pendek maupun jangka panjang. Situasi dan kondisi saat ini di China memang kian mengkhawatirkan, namun kami yakin prosesnya memang menyakitkan, namun ini hanya sementara sebelum pada akhirnya China kembali pulih. Hari ini pun pasar saham dan obligasi mungkin akan terlihat lebih lesu, namun kami percaya daya magis bulan December akan menjaga peluang momentum penguatan.

2.GO DIGITAL

Nilai transaksi digital Indonesia yang terus meningkat menjadi fokus pemerintah untuk mengembangkan infrastruktur digital guna mendukung pertumbuhan dari ekosistem pembayaran digital. Berdasarkan data dari Bank Indonesia, transaksi digital banking meningkat 46.72% YoY menjadi Rp 28.685,48 triliun hingga September 2021. Salah satu layanan yang banyak digunakan oleh nasabah adalah mobile banking yang bisa diakses melalui ponsel pintar dari mana saja. Saat ini Indonesia menjadi negara terbesar di Asia Tenggara dalam transaksi digital. Berdasarkan penelitian dari Google, Temasek dan Bein Company menunjukkan bahwa pembayaran digital akan terus tumbuh pesar di Indonesia dengan nilai transaksi bruto hingga 2025 mencapai US$ 1.2 triliun. Hal tersebut didukung oleh sektor teknologi finansial atau fintech didominasi oleh peer to peer lending dan pembayaran digital. Dari sisi P2P Lending, lanjutnya, beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan, baik dari jumlah akun peminjam maupun pemberi pinjaman, serta nilai total pinjaman. Selain itu, nominal transaksi uang elektronik juga meningkat pesar. Sri Mulyani mengungkapkan transaksi uang elektronik Indonesia hanya Rp2 triliun rupiah pada 2012 kini naik lebih dari 100 kali menjadi Rp205 triliun pada 2020. Data tersebut menggambarkan bahwa dalam kurun waktu kurang dari 1 decade terdapat kenaikan 100 kali transaksi uang elektronik di Indonesia. Adaptasi perilaku konsumen yang saat ini telah terintegrasi oleh keuangan digital dinilai menjadi trigger pada naiknya jumlah tersebut. Hal ini juga dipercepat dimana masyarakat juga beradaptasi di tengah pandemi virus corona. Kami menilai sektor keuangan digital termasuk fintech dalam posisi yang kuat untuk bisa berperan dalam meningkatkan masyarakat unbankable dan semakin penting pada peranan inklusi keuangan nantinya. Oleh karena itu pemerintah dan regulator perlu menciptakan lingkungan yang mendukung guna perlindungan konsumen dan juga pertumbuhan industry ke depan.