ANALIS MARKET (05/01/2021) : Pasar Obligasi Berpotensi Mengalami Kenaikan

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id – Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi turn back the trend!

Ditengah situasi dan kondisi menjelang lelang, seperti biasa tak disangka tak dinyana pasar obligasi berbalik arah menjadi pelemahan.

Pelemahan ini sebetulnya sesuatu yang sudah bisa kita duga sebelumnya dimana pelaku pasar dan investor tentu saja menginginkan imbal hasil yang tinggi, untuk meraih hal tersebut tentu saja harganya harus diturunkan. Trik lama untuk seri yang baru.

Namun demikian, kami melihat bahwa lelang yang diadakan oleh pemerintah hari ini akan terasa gegap gempita, karena target penyerapan yang besar, tentu membuat pelaku pasar dan investor juga akan mengikuti lelang tersebut.

Obligasi FR 88 dan FR 89 tentu akan menjadi incaran, mungkin hampir semua obligasi pada lelang esok hari akan menjadi primadona, namun rising star berpotensi akan dipegang oleh FR 88 dan FR 89.

Seri baru, harapan baru, yield baru, tentu saja ini menjadi perhatian karena lelang hari ini berpotensi menentukan seberapa besar kupon yang akan disematkan kepada kedua obligasi tersebut.

Menilik imbal hasil obligasi 15y yang berada di 6.35, bukan tidak mungkin kupon yang diberikan akan berada dalam rentang 5.75% - 6.25%, sedangkan untuk imbal hasil obligasi 30y yang berada di 6.95, bukan tidak mungkin juga kupon yang akan diberikan akan berada dalam rentang 6.50% - 6.75%.

Apalagi masih ada amunisi bagi Bank Indonesia untuk memangkas tingkat suku bunganya kembali tahun ini, sehingga peluang untuk memberikan kupon yang lebih kecil pun terbuka lebar.

Tapi kan apabila kuponnya terlalu kecil, bukannya tidak akan menarik bagi para pelaku pasar dan investor, karena tingkat ketidakpastian masih sangat tinggi?

Namun sebagai catatan kecil adalah, selama Bank Indonesia menjadi sosok yang diandalkan bagi penopang utang, tentu kupon kecil sekalipun tidak masalah asalkan layak.

Berbeda apabila sosok yang diandalkan adalah pelaku pasar dan investor, tentu saja mereka akan meminta imbal hasil atau kupon yang lebih tinggi, apalagi ketidakpastian masih menyelimuti pasar.

Lebih lanjut analis Pilarmas menilai, diperdagangan Selasa (05/1) pagi ini, pasar obligasi diperkirakan akan bergerak setelah lelang usai dengan potensi mengalami kenaikan yang memberikan refleksi terhadap Rupiah untuk mengalami penguatan, dan bukan tidak mungkin akan konsisten di bawah Rp 14.000 pada perdagangan hari ini.

“Kami merekomendasikan ikuti lelang!” sebut analis Pilarmas dalam riset yang dirilis Selasa (05/01/2021).

Adapun cerita pada pagi hari ini akan kita awali dari;

1.US VS CHINA

Tahun baru, harapan baru, perang dingin yang baru. Bahkan sepertinya akan jauh lebih dingin daripada yang dulu. Peraturan baru yang dimana mengharuskan China untuk dapat mematuhi audit keuangan dan penghapusan perusahaan China apabila mereka diketahui dimiliki oleh Angkatan militer pemerintah China berpotensi membuat China kehilangan tempatnya di pasar modal yang paling bergengsi di seluruh dunia, yaitu Bursa Amerika. China sejauh ini sudah mengumpulkan sebesar $144 miliar dari berbagai investor di seluruh dunia, namun sekarang situasi sudah berbeda. Bursa Efek Amerika akan menghapus 3 perusahaan telekomunikasi miliki negara yang dimana diketahui dikendalikan oleh pemerintah atau Angkatan Militer China yang sebetulnya peraturan baru tersebut secara tidak langsung membuat ketegangan antara China dan Amerika semakin bertambah. Presiden Trump sendiri terus mendorong penghapusan perusahaan perusahaan China yang ternyata tidak hanya bermain di sector telekomunikasi saja, tapi sekarang Presiden Trump mengincar perusahaan yang bersektorkan minyak yang apabila ternyata perusahaan tersebut memiliki kaitan dengan pemerintahan China atau Angkatan Militer China, maka situasi dan kondisinya akan sama yaitu di hapuskan dari daftar Bursa. Sebagai informasi terkait dengan produsen minyak, saat ini Cnooc Ltd merupakan salah satu yang masuk ke dalam daftar perusahaan yang terindikasi dimiliki oleh angkatan militer China. Petro China Co. dan China Petroleum dan Chemical Corp atau yang lebih dikenal sebagai Sinopec juga terancam akan terdelisting dari New York Stock Exchange. Apabila hal tersebut dilakukan, maka gelombang berikutnya dari berbagai perusahaan China yang melantai di Bursa Efek tentu akan menjadi salah satu perhatian berikutnya yang berpotensi dihapuskan. Saat ini NYSE sudah memberikan konfirmasi akan menghentikan perdagangan saham China Telecom Corp dan China Unicom Hong Kong Ltd sebelum tanggal 11 January. Dalam perintah eksekutif tersebut, Trump mengatakan bahwa perusahaan perusahaan tersebut masuk ke dalam perusahaan yang terafiliasi dengan pemerintah China atau Angkatan Militer China, atau anggota intelligent China. China Unicom dan China Mobile sedang mencari cara untuk melindungi mereka dari tuntutan tersebut dari segi hukum, China Telecom sendiri mengatakan bahwa mereka siap untuk melindungi kepentingan yang sah untuk perusahaan. Meskipun tengah berada didalam tekanan, China Securities Regulatory Commission mengatakan bahwa perusahaan perusahaan tersebut memiliki kapasitas yang cukup untuk menghadapi masalah tersebut. Alhasil dengan tekanan yang dihadapi kedua perusahaan tersebut, saham China mobile turun sebanyak 4.5% ke level terendahnya dalam kurun waktu 14 tahun terakhir di Hong Kong. Sebagai informasi, nilai pasar apabila digabungan perusahaan perusahaan yang berdomisili di China, yang dimana sebagian besar sahamnya mereka diperdagangan di Amerika saat ini bernilai di atas $1.9 triliun termasuk di dalamnya ada Alibaba Group Holding Ltd dan JD.com Inc. Permasalahan antara Amerika dan China saat ini hanya tinggal tergantung, bagaimana Biden sebagai Presiden selanjutnya akan memandang seperti apa masalah ini, karena Presiden Xi menaruh banyak harapan kepada Biden yang dimana Xi juga sebelumnya mengatakan bahwa dirinya berharap bahwa China dan Amerika dapat memaklumi berbagai perbedaan dan focus terhadap kerjasama kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Harapannya adalah, jangan sampai perseteruan keduanya justru membuat situasi dan kondisi semakin memanas sehingga dapat menghalangi proses pemulihan ekonomi tahun 2021 tahun ini. Apakah pemerintah China diam saja melihat perusahaanya dijadikan mainan oleh pemerintah Amerika? Oh, tentu tidak. Pemerintah China akan mengambil langkah langkah yang diperlukan untuk melindungi hak dan kepentingan perusahaan negara. China dengan tegas menentang setiap perilaku pemerintah Amerika yang melakukan politisasi terhadap masalah perdagangan dan menyalahgunakan kekuatan pemerintahan serta alasan keamanan nasionalnya untuk menginjak injak perusahaan China. Dan ini merupakan pelanggaran yang serius terhadap prinsip persaingan pasar dan aturan perdagangan internasional. Presiden Trump sendiri tidak pusing, karena kan mau selesai masa jabatannya, justru yang akan pusing ada Biden nantinya. Namun kami percaya, ditengah situasi dan kondisi saat ini, berbagai negara akan jauh lebih bijak dalam melakukan kesepakatan karena ini keseimbangan dan stabilitas menjadi salah satu point yang sangat penting saat ini untuk menghadapi wabah virus corona.

2.TAHUN BARU ASA BARU

Rilis data PMI Manufaktur bulan Desember menunjukkan adanya ekspansi dimana peningkatan ini cukup dapat menjadi trigger positif bagi industry dalam negeri yang berangsur pulih sejak penutupan aktivitas pada bulan Maret hingga Juni 2020. PMI Manufaktur Indonesia bulan Desember naik menjadi 51.3 dari sebelumnya 50.6. Kenaikan ini seiringan dengan meningkatnya aktivitas pabrik selama dua bulan berturut – turut. Kami melihat adanya perbaikan pada permintaan, hal ini diikuti dengan tumbuhnya pesanan baru yang dipercepat, namun tingkat kapasitas dinilai masih rendah, sehingga terjadi penurunan ketenagakerjaan lebih lanjut, sementara gangguan rantai pasokan yang meluas menghambat upaya untuk mengamankan bahan baku. Optimisme pelaku pasar mengawali perdagangan IHSG pada awal tahun dimana perdagangan pada hari pertama di tahun 2021 IHSG mengalami kenaikan sebesar 2.10% dengan pembelian bersih sebesar 354 miliar yang diikuti dengan penguatan rupiah terhadap dollar Amerika. Pada tahun ini, pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dinilai menjadi game changer pemulihan ekonomi nasional. Optimisme pertumbuhan ekonomi nasional tersebut tidak lepas dari seluruh rangkaian strategi dan kebijakan yang dipersiapkan untuk mempercepat pemulihan ekonomi akibat pandemic Covid-19. World Bank memprediksi ekonomi global pada tahun ini akan berada di kisaran 4,4% dan sementara consensus Bloomberg Median sekitar 5,6%. Jika mengacu pada data pemerintah, outlook APBN ditetapkan pertumbuhannya sebesar 5,0%. Selain vaksinasi, kunci pendorong pertumbuhan ekonomi nasional 2021 juga meliputi implementasi Undang-Undang Cipta Kerja. Kemudian, penerapan program Pemulihan Ekonomi Nasional yang sudah digencarkan pada 2020. Sebagai langkah mempercepat pemulihan ekonomi, pemerintah juga akan melanjutkan dukungan kebijakan untuk pemberdayaan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Tentunya sinergi dari para pihak cukup dibutuhkan guna melancarkan jalan dari pemulihan tersebut. Indonesia memiliki modal yang cukup kuat untuk memacu pemulihan ekonomi pada 2021. Hal ini sejalan dengan kondisi ekonomi global yang menunjukkan adanya tanda-tanda perbaikan di tengah ancaman gelombang kedua Covid-19. Pemulihan ekonomi cukup tercermin dari aktivitas manufaktur di negara-negara maju dan berkembang, yang mulai menunjukkan pada fase ekspansi. Pergerakan sector manufaktur juga terjadi di Indonesia yang terdorong dari peningkatan diferensiasi industri. Selain itu penguatan dari harga komoditas menjadi ciri dari meningkatnya permintaan sebagai bagian dari kembalinya aktivitas produksi di dunia. Namun yang menjadi perhatian kami adalah inflasi inti yang masih mengalami penurunan, meskipun secara umum data inflasi yang keluar kemarin menunjukkan bahwa ada perbaikan meskipun didorong adanya liburan Natal dan tahun baru juga. Untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi 5% tahun ini, daya beli juga salah satu factor penting untuk membuat hal tersebut terwujud. Timbulnya rasa aman, mendorong masyarakat untuk melakukan konsumsi, namun apabila Covid 19 rasa baru tersebut semakin merebak dan jumlah korban yang terinfeksi semakin mengalami kenaikkan, maka niat masyarakat untuk melakukan konsumsi akan semakin menurun dan cenderung dana yang ada disimpan untuk saving. Oleh sebab itu pengendalian wabah virus corona menjadi salah satu alasan yang kuat untuk memberikan rasa aman agar masyarakat dapat mulai melakukan konsumsi. Kehadiran vaksin yang akan diberikan di Indonesia menjadi sebuah cerita yang membahagiakan, tentu kita aminkan bahwa proses tersebut dapat segera berjalan. Suntikan pertama vaksin di Indonesia, mungkin akan membuat IHSG dan pasar obligasi bergoyang karena kegirangan, bahwa ternyata prospek pemulihan ekonomi kian semakin nyata.