Menteri KKP Mantapkan Budi Daya Perikanan Jadi Prioritas Tahun 2021

Foto : istimewa

Pasardana.id - Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2021 ini akan menggencarkan slogan menggerakan budi daya perikanan.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono menyatakan, hal tersebut dilakukan dengan memperhatikan keberlanjutan lingkungan serta mendorong perputaran ekonomi bagi masyarakat.

"Tagline-nya Kementerian Kelautan dan Perikanan di 2021 kita akan menggerakkan budi daya perikanan. Kita pilih subsektor ini sebagai salah satu prioritas kerja karena budi daya adalah kelestarian, kebersinambungan untuk generasi berikut," ujar Sakti, Selasa (19/1).

Menurutnya, bila budi daya perikanan tidak digerakkan, maka sumber daya perikanan ke depan juga bakal berpotensi akan habis.

Karena itu, dikatakan Sakit, perikanan budi daya yang dikembangkan tidak hanya komoditas ikan air tawar tapi juga air payau, seperti udang vaname, kerapu, dan bawal.

"Untuk itu baik di laut maupun di darat, kita akan gerakkan budi daya termasuk udang dan sebagainya," ucapnya.

Ia berpendapat, bahwa perikanan budi daya memiliki turunan ekonomi yang cukup banyak, seperti jual beli pakan, pembenihan hingga usaha pembesaran.

Dengan demikian, lanjut Trenggono, perputaran ekonomi yang dihasilkan pun besar dan menciptakan peluang lapangan kerja untuk masyarakat.

Rencananya, untuk pengembangan perikanan budi daya, KKP akan menggalakkan sinergi dengan lintas sektor, baik dengan kepala daerah, elemen masyarakat, instansi pemerintah lainnya, termasuk dengan perguruan tinggi.

Lebih lanjut Menteri Trenggono mengemukakan, bahwa kerja sama dengan perguruan tinggi dinilainya sangat penting, khususnya untuk memperkuat riset dan inovasi teknologi di sektor kelautan perikanan.

Dengan memanfaatkan teknologi, ujar Menteri Kelautan dan Perikanan, maka jumlah produksi yang dihasilkan bisa lebih banyak, baik untuk komoditas perikanan dan juga pakan.

"Saya berharap pakan ini bisa dikembangkan antara pemerintah dan perguruan tinggi, sehingga potensi impor bahan baku pakan seperti tepung ikan, tepung kedelai dan tepung gandum tidak ada lagi," paparnya.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan, Abdul Halim menyatakan, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono harus berani menampilkan kebijakan terobosan yang nyata.

"Belum terlihat upaya strategis yang dilakukan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan berkenaan dengan pemulihan marwah instansi maupun ikhtiar terobosan untuk menggiatkan kembali usaha perikanan di tengah pandemi," kata Abdul Halim.

Mengenai upaya Trenggono yang menyatakan ingin fokus kepada budi daya perikanan, Abdul Halim menyatakan bahwa fokus kepada budi daya perikanan telah lama dilakukan KKP.

Hal itu, ujar Abdul Halim disebabkan oleh tren di berbagai kawasan di dunia terkait meningkatnya produksi perikanan di sektor budi daya ketimbang sektor perikanan tangkap.

"Sudah sejak lama memang aquaculture (budi daya) menjadi fokus para Menteri Kelautan dan Perikanan sebelumnya," pungkas Abdul Halim.