Masih Wacana, Kemenhub Subsidi Rapid Test Untuk Penumpang Kereta Api

Foto : istimewa

Pasardana.id - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian berencana akan mengkaji pemberian subsidi biaya rapid test Covid-19 bagi penumpang kereta api (KA). Meski begitu, wacana ini masih dalam tahap diskusi atau kajian.   

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Zulfikri menyebut, di tengah pandemi Covid-19, pemerintah terus mendorong operasional angkutan agar bertahan dengan memberikan subsidi.

Kemenhub masih mendiskusikan pelaksanaan wacana subsidi biaya rapid test ini. 

"Termasuk di sini ada pemberian subsidi untuk rapid test terhadap penumpang kereta api, ini juga merupakan salah satu upaya untuk memberikan kepercayaan kepada penumpang masyarakat terhadap pelayanan KA," kata Zulfikri dalam konferensi pers, Kamis (17/9/2020).

Zulfikri menuturkan, subsidi rapid test merupakan satu dari tiga subsidi yang direncanakan. Dua subsidi lainnya berupa pembayaran pengoperasian KA Perintis pada semester I dan pengalokasian anggaran untuk pembayaran penjagaan dan aset lintas perintis, serta penyesuaian PSO akibat pembatasan penumpang.

Pemberian subsidi kepada operator itu dilakukan agar operator kereta bisa menjaga keberlangsungan usahanya di tengah pandemi Covid-19.

Untuk diketahui, selama pandemi Covid-19, traffic perjalanan dan penumpang KA terkena dampak yang cukup signifikan. Saat ini, okupansi KA antarkota dan lokal per perjalanan adalah 47 persen dengan jumlah penumpang sekitar 68.000 orang per hari.

Pada September tahun ini, angkanya semakin menurun. Okupansinya hanya 27 persen dengan jumlah penumpang sekitar 19.000 orang per hari.

"Bahkan menjelang September semakin menurun jumlahnya meski perjalanan ditambah," ujarnya. 

Demikian pula dengan jumlah penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) yang biasanya mencapai 1 juta orang per hari, anjlok menjadi 415.000 orang dengan okupansi 27 persen.

"Ini yang dihadapi oleh para operator. Karena pandemi sangat memberikan dampak yang besar terhadap industri jasa transportasi. Kita berikan bagaimana bisa survive atau menjaga keberlangsungan usahanya tetap berjalan," pungkasnya.