Kementan Tegaskan Tidak Menjual Kalung Anti Virus Corona

Foto : istimewa

Pasardana.id - Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan tak akan menjual kalung anti corona. Apabila diproduksi massal, maka kalung ini akan dijual industri.

Kepala Badan Litbang Pertanian, Fadjry Djufry mengatakan, lembaga pemerintah tidak boleh untuk melakukan aktivitas penjualan. Apa yang dilakukan Kementan hanya meneliti saja.

“Kami berinovasi sebagai kontribusi bagi negara di tengah pandemi. Latar belakangnya jelas, dengan memanfaatkan sumber daya alam Indonesia yang luar biasa melimpah,” ujar Fadjry, Rabu (8/7/2020).

Namun, agar masyarakat dapat membeli produk berbasis eucalyptus dengan wajar, pihaknya melakukan kerja sama dengan mitra industri supaya produk hasil inovasi tersebut dapat diproduksi secara massal.

Keterlibatan industri diharapkan berdampak positif dalam mempercepat pemanfaatan produk agar sampai ke masyarakat, mengingat Balitbangtan tidak boleh berbisnis sebagai lembaga riset.

“Prototype produk eukalyptus ini adalah hasil riset kolaborasi pusat penelitian dibawah litbangtan. Begitu juga lisensinya sudah dengan salah satu mitra industri. Soal harga mereka sendiri yang tentukan. Cost produksi kan sudah urusan mereka," ujar Fadjry.

Soal harga, Kementan ingin kalung anti corona dijual dengan harga terjangkau. Fadjry pernah menyebut, harga kalung ini diperkirakan sekitar Rp35.000. Namun, harga itu hanya preferensi dari Kementan.

"Kami ingin harganya nanti terjangkau. Tidak memberatkan beban masyarakat, sehingga manfaatnya dirasakan berbagai kalangan masyarakat," ujarnya.

Disamping itu, pihaknya berharap kolaborasi yang dilakukan tersebut dapat mendorong kesejahteraan petani yang memproduksi bahan - bahan dasar dari produk inovasi berbasis eucalyptus.

"Harapannya mitra kami ini dapat menyerap hasil petani kita. Seperti petani dari Lampung dan Medan yang sudah mengembangkan beberapa jenis eucalyptus. Uji efektivitas produk yang ada, harapannya mendorong agar produk ini segera produksi massal,” ungkap Fadjry.

Balitbangtan saat ini tengah melanjutkan riset eucalyptus, dan akan dilanjutkan dengan uji klinis bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan universitas.

Kerja sama ini diharapkan bisa membuat hasil penelitian eucalyptus bisa lebih sempurna.