BI : Nilai Tukar Rupiah Secara Fundamental Masih Undervalued
Pasardana.id – Bank Indonesia memandang, level nilai tukar Rupiah secara fundamental masih undervalued sehingga berpotensi terus menguat dan dapat mendukung pemulihan ekonomi domestik.
Menurut Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, berlanjutnya penguatan Rupiah ditopang oleh meredanya ketidakpastian pasar keuangan global serta tingginya daya tarik aset keuangan domestik dan terjaganya kepercayaan investor asing terhadap prospek kondisi ekonomi Indonesia.
“Nilai tukar Rupiah terus menguat seiring berlanjutnya aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik,” kata Perry di Jakarta, Kamis (18/6).
Adapun potensi penguatan nilai tukar Rupiah, lanjut Perry, didukung oleh beberapa faktor fundamental, seperti inflasi yang rendah dan terkendali, defisit transaksi berjalan yang rendah, imbal hasil aset keuangan domestik yang kompetitif, dan premi risiko Indonesia yang mulai menurun.
Ditambahkan, untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar, Bank Indonesia terus mengoptimalkan operasi moneter guna memastikan bekerjanya mekanisme pasar dan ketersediaan likuiditas baik di pasar uang maupun pasar valas.
Sampai dengan 17 Juni 2020, nilai tukar Rupiah mengalami apresiasi sebesar 3,75% secara point to point atau 5,69% secara rerata dibandingkan dengan level Mei 2020, meskipun masih terdepresiasi sebesar 1,42% bila dibandingkan dengan level akhir 2019.
Adapun Rupiah ditutup pada level Rp 14.078 per dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir perdagangan hari ini, Kamis (18/6), atau naik tipis 0,03% dari sehari sebelumnya (17/6), yang berada di level Rp 14.083 per dolar AS.

