Kelebihan Produksi, Indonesia Akan Ekspor APD Ke Luar Negeri
Pasardana.id - Indonesia akan mengekspor Alat Pelindung Diri (APD) ke sejumlah negara. Ini karena jumlah produksi melebihi kebutuhan dalam negeri.
Berdasarkan perhitungan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kebutuhan APD untuk dalam negeri hanya 4 juta sedangkan industri dapat memproduksi hingga 17 juta per tahun.
“Industri bisa memproduksi 7 juta dan kapasitas kita sebetulnya 17 juta per tahun sehingga tentu kita ekspor APD,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam diskusi daring bersama Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (PP ISEI) di Jakarta, Selasa (9/6/2020).
Pernyataan Airlangga tersebut, melengkapi Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita yang menuturkan, bahwa Indonesia sedang bersiap berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan APD di dunia.
Berdasarkan data yang disusun Kemenperin dan Kementerian Kesehatan terjadi surplus produksi APD untuk penanggulangan penyebaran Covid-19 yang diproduksi industri dalam negeri hingga Desember 2020.
"Jadi terjadi surplus produksi sampai dengan Desember 2020 sebesar 1,9 miliar pcs untuk masker bedah, 377,7 juta pcs untuk masker kain, 13,2 juta pcs untuk pakaian bedah atau surgical gown," ujar Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita pada diskusi online, Selasa (9/6/2020).
Meski demikian, untuk produk masker N95 masih defisit 5,4 juta potong karena saat ini hanya terdapat satu produsen dengan kapasitas 250.000 potong per bulan.
Agus menjelaskan industri tekstil dan produk tekstil atau TPT ini berupaya mempertahankan kinerja industrinya dengan melakukan diversifikasi produk dan membantu pemenuhan APD dan masker untuk tenaga medis.
"Serta memproduksi masker dari kain sehingga terjadi peningkatan signifikan pada produksi coverall, surgical gown, dan surgical mask," ungkap dia.
Agus menyatakan langkah Indonesia untuk mengekspor APD merupakan upaya pemerintah dalam menjaga ketahanan industri dalam negeri di tengah tekanan pandemi COVID-19.
“Oversupply ini perlu ditindaklanjuti dengan kebijakan yang tepat agar dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi,” katanya.

