MDLN Rugi Rp1,3 Triliun Pada Akhir September 2020
Pasardana.id - PT Modernland Realty Tbk (IDX: MDLN) pada akhir September tahun 2020 mencatatkan rugi bersih sebesar Rp1,345 triliun atau memburuk dibanding akhir kuartal III 2019, yang mencatatkan laba bersih sebesar Rp245,05 miliar.
Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan periode yang berakhir 30 September 2020 dari emiten properti itu, yang dimuat pada laman Bursa Efek Indonesia, Rabu (30/12/2020).
Jelasnya, dalam laporan keuangan tersebut tertera total pendapatan pada akhir kuartal III tahun 2020 tercatat sebesar Rp471,63 miliar atau turun 69,88 persen dibanding periode yang sama tahun 2019, yang tercatat sebesar Rp1,564 triliun.
Tapi beban pokok pendapatan tercatat sebesar Rp201,37 miliar atau turun 66,38 persen dibanding akhir kuartal III 2019, yang tercatat sebesar Rp598,64 miliar.
Sehingga perseroan membukukan laba kotor pada akhir kuartal III 2020 sebesar Rp270,26 miliar, atau turun 72,02 persen dibandingkan dengan akhir kuartal III 2019, yang mencatat laba kotor sebesar Rp965,52 miliar.
Selain itu, perseroan lebih tertekan dengan adanya beban operasi lain-lain yang tercatat sebesar Rp904,78 miliar, dibandingkan dengan akhir kuartal III 2019, yang tercatat sebesar Rp52,54 miliar.
Rinciannya, beban pembalikan aset keuangan derivatif sebesar Rp456,39 miliar, rugi nilai tukar mata uang sebesar Rp409,08 miliar dan biaya kontrak sebesar Rp35,83 miliar.
Sedangkan pada sisi ekuitas tercatat senilai Rp5,889 triliun atau turun 18,77 persen dibanding akhir kuartal III 2019, yang tercatat senilai Rp7,25 triliun.
Adapun kewajiban perseroan tercatat Rp9,737 triliun atau tumbuh 9,7 persen dibanding akhir September 2019, yang tercatat sebesar Rp8,875 triliun.
Di sisi lain, aset perseroan tercatat senilai Rp15,626 triliun atau turun 3,1 persen dibanding akhir September 2019, yang tercatat senilai Rp16,125 triliun.
Patut diperhatikan, arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi tercatat minus Rp246,05 miliar, atau membaik dibanding akhir September 2019, yang tercatat minus Rp333,78 miliar.

