Program Startup4Industry Bantu Kebutuhan Pelaku Industri

Foto : istimewa

Pasardana.id - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meluncurkan program Startup4Industry sebagai wujud nyata dalam penerapan peta jalan Making Indonesia 4.0.

Langkah strategis ini diyakini bisa menjembatani kebutuhan pelaku industri dan masyarakat terhadap peran startup sebagai technology provider.

“Kerja sama dengan pelaku startup diharapkan memberikan manfaat kepada sektor industri prioritas yang terdapat dalam roadmap Making Indonesia 4.0,” kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita pada acara peluncuran Startup4industry 2020 yang dilaksanakan secara virtual, Rabu (14/10/2020). 

Agus mengatakan, saat ini ada tujuh sektor yang akan menjadi pionir dalam implementasi industri 4.0 di Tanah Air, yakni industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, elektronik, farmasi, serta alat kesehatan.  

“Kami juga berharap industri 4.0 membawa dampak sosial yang positif kepada masyarakat,” ujarnya.

Agus melanjutkan, kegiatan Startup4Industry mendukung rebooting ekonomi melalui sektor Industri Kecil Menengah (IKM) dalam momentum pandemi Covid-19.

Pasalnya, saat ini, startup industry didominasi oleh pelaku yang ada di tahap early stage dengan skala Usaha Menengah dan Kecil (UMK). 

“Ini sejalan dengan UU Cipta Kerja yang didesain untuk memberi kemudahan bagi pelaku usaha dengan skala UMKM (Usaha Mikro, Keil dan Menengah), sehingga mereka semakin terbantu,” terangnya.

Mengusung tema “Indonesia Percaya Diri dengan Teknologi Dalam Negeri”, Startup4industry 2020 juga diharapkan memberi andil dalam menekan dampak pandemi di sektor industri, melalui upaya pemanfaatan teknologi modern. 

“Untuk bisa unggul dalam berkompetisi, inovasi dan teknologi menjadi investasi penting yang dapat dihadirkan oleh industri, salah satunya dari peran startup,” tutur Agus.

Oleh karena itu, Kemenperin bertekad tidak hanya mendorong upaya substitusi impor pada produk, tetapi juga pada penggunaan teknologi. 

“Sebagai langkah penting, pemerintah telah menetapkan target program substitusi impor sebesar 35 persen pada 2022 yang juga dilakukan dalam akselerasi pemulihan ekonomi nasional akibat dampak pandemi Covid-19,” papar Agus. 

Dirinya berharap, industri dapat bergegas untuk meraih berbagai potensi pasar baru yang akan muncul dari dampak pandemi Covid-19.

Bagaimana pun juga, hal ini sejalan dengan upaya transformasi digital, di mana kebutuhan inovasi teknologi di masyarakat dan industri akan semakin meningkat.

“Juga pada masa adaptasi kebiasaan baru ini yang mengharuskan adanya pembatasan sosial sehingga dapat dikatakan seluruh sendi perekonomian nasional teramat mengandalkan kemanfaatan teknologi,” pungkasnya.