Menteri ESDM Dorong Pertamina Percepat Pengembangan Blok East Natuna
Pasardana.id – Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong PT Pertamina (Persero) untuk mempercepat pengembangan Blok East Natuna dengan mencari mitra.
Menurut Menteri ESDM, Arifin Tasrif, Pertamina sedang mencari mitra dalam pengelolaan Blok East Natuna. Hal ini diperlukan dalam pengembangan wilayah kerja migas ini.
"Kami lagi siapkan (mitra). Nah, itu yang sedang kami cari," kata Arifin, Senin (6/1/2020).
Ditambahkan, dalam pengembangannya nanti, Pertamina bakal memprioritaskan lapangan minyak daripada lapangan gas bumi.
Sebelumnya, hampir tiga tahun terakhir tidak ada lagi kelanjutan dari pengembangan blok tersebut.
Pasca keputusan Exxonmobil yang sebelumnya merupakan bagian dari konsorsium East Natuna bersama Pertamina dan PTT Exploration and Production Public Company Limited atau (PTT EP) memilih hengkang dan tidak melanjutkan kerja sama. Tidak berapa lama, PTT juga memutuskan keluar dari konsorsium.
Alhasil, tersisa Pertamina yang kini menjadi andalan untuk mengelola blok yang ditaksir memiliki total cadangan gas sebesar 46 miliar kaki kubik (TCF) atau empat kali cadangan Blok Masela yang mencapai 10,7 TCF.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Migas Kementerian ESDM, Djoko Siswanto mengatakan, Pertamina sedang mengajukan perpindahan wilayah eksplorasi lapangan gas bumi ke lapangan minyak.
“(Blok East) Natuna itu kan ada gas bumi, juga ada minyak. Minyak itulah yang mau dikembangkan, ada dua lapangan di situ,” katanya.
Menurutnya, Pertamina masih mencari cara untuk memisahkan kandungan karbondioksida (CO2) di dalam gas yang mencapai 72%. Hal ini, lanjut Djoko, yang menjadi tantangan Pertamina untuk mengembangkan Blok East Natuna.
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan, H Samsu mengatakan, dalam waktu dekat akan dibahas mengenai mekanisme paling cepat dalam kembangkan East Natuna.
Jumlah cadangan East Natuna juga dinilai terlalu besar jika dikelola sendiri oleh Pertamina, karena itu, Pertamina memang harus mencari mitra yang akan digarap secara terpisah-pisah.
"Walaupun kecil, tetap kita akan cari mitra, bukan kecil tapi manageable size-nya. Yang jelas, kemitraan yang punya kemampuan dari sisi teknologi, finansial dan sumber daya manusia," kata Dharmawan.
Asal tahu saja, dorongan untuk kembali mengembangkan East Natuna terjadi setelah kondisi di perairan Natuna memanas lantaran masuknya kapal-kapal nelayan Tiongkok yang melakukan kegiatan di perairan Indonesia dalam beberapa hari terakhir.

