KLHK Siapkan Terobosan Genjot Produktivitas Hutan Produksi
Pasardana.id - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyiapkan sejumlah terobosan untuk meningkatkan produktivitas hutan produksi. Hal ini dilakukan antara lain untuk meningkatkan produk domestik bruto (PDB).
"Terobosan ini intinya menyangkut tiga hal, yakni investasi meningkat, produktivitas hutan naik, dan daya saing industri hasil hutan juga naik. Akhirnya PDB meningkat dan rakyat sejahtera," kata Sekretaris Jenderal KLHK, Bambang Hendroyono melalui keterangan tertulis, Minggu, (5/1/2020).
Adapun sejumlah terobosan yang disiapkan adalah:
1. Memberikan kemudahan investasi pemanfaatan hutan produksi,
2. Mengembangkan usaha di hutan alam (HA) dan hutan tanaman industri (HTI).
3. Mengembangkan hasil hutan bukan kayu (HHBK) dan jasa lingkungan,
4. Memberikan kemudahan investasi industri dan ekspor produk hasil hutan, serta
5. Mengoptimalkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
Bambang juga mengatakan, terobosan diperlukan karena kontribusi hutan produksi terhadap ekonomi Indonesia menurun pada 2019. Dari PNBP misalnya, pada 2019 tercatat penerimaan negara Rp2,73 triliun. Lebih kecil dari 2018 yang mencapai 2,86 trilun Rupiah.
Produksi kayu bulat pada 2019 juga menurun. Produksi HA sebanyak 6,77 juta meter kubik dan HTI sebanyak 36,23 juta meter kubik. Jumlah tersebut menurun dibandingkan dengan 2018 yang memproduksi HA sebesar 8,60 juta meter kubik dan HTI 40,14 juta meter kubik.
"Nilai investasi juga menurun, Pada 2019 nilai investasi sebesar Rp128,14 triliun, sedangkan 2018 lebih besar yaitu Rp155,71 triliun," kata pelaksana tugas (plt) Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) KLHK itu.
Menurunnya produktivitas Hutan Produksi serta kontribusinya terhadap ekonomi membuat pemerintah terus melakukan terobosan-terobosan dan strategi.
Lebih lanjut Bambang menjelaskan, bahwa pemanfaatan HA, strategi yang dilakukan pemerintah adalah dengan menjamin kepastian usaha, penerapan teknik Silvikultur Intensif (Silin) dalam pengelolaan HA, penerapan Reduced Impact Logging (RIL), Pengembangan multi bisnis, evaluasi kinerja, integrasi dengan industri, serta penerapan multisystem silvikultur.
Terobosan juga dilakukan dalam meningkatkan produksi HTI, yakni mengembangkan HTI mini atau hutan tanaman rakyat (HTR). Hal ini ditujukan untuk menyerap tenaga kerja dan usaha kecil menengah. UKM.
"HTI dan HTR diarahkan untuk mendukung sektor industri nasional," kata Bambang.
Selanjutnya, jenis tanaman hutan berkayu, tanaman budidaya tahunan berkayu maupun jenis lainnya di HTI atau HTR, diarahkan untuk mendukung industri hasil hutan, bioenergi, pangan, obat-obatan, kosmetika, kimia, dan pakan ternak.

