ANALIS MARKET (25/9/2019) : Pasar Obligasi Berpotensi Kembali Mengalami Penurunan

Foto : Ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, pasar obligasi pada akhirnya setelah berada dalam fase konsolidasi untuk beberapa waktu, telah mengalami penurunan yang terkonfirmasi.

Hal ini tentu menjadi kabar yang baik bagi para pelaku pasar dan investor karena pada akhirnya meskipun turun, tapi setidaknya ada pergerakan yang terkonfirmasi.

Hal ini penting untuk bisa memulai pergerakan naik dan turun. Secara total penawaran dari lelang yang masuk, memang angkanya tidak seindah yang sebelumnya, dan hal ini masih merupakan hal yang wajar.

Mengapa demikian? Ditengah tengah tingginya ketidakpastian, tentu kita sebagai salah satu emerging market pasti akan menerima implikasi effect dari situasi dan kondisi yang membuat para pelaku pasar dan investor mulai menahan diri untuk mulai kembali berinvestasi.

Mari kita bahas satu persatu mengenai apa yang sudah terjadi hari ini. Kita awali berita pagi ini dari Nancy Pelosi, ketua DPR Amerika yang telah mengumumkan penyelidikan terhadap Donald Trump ditengah dugaan penyalahgunaan kekuasaan.

Dewan akan memulai penyelidikan tersebut pada hari Selasa minggu ini. Kekhawatiran semakin meningkat setelah Trump berusaha untuk mendorong Ukraina untuk menyelidiki keluarga mantan wakil Presiden, Joe Biden.

Setidaknya 183 anggota dewan telah mendukung penyelidikkan terhadap Trump. Tindakan Presiden Trump ini mengungkapkan fakta tidak terhormatnya pengkhianatan Presiden atas sumpah jabatannya, dan keamanan nasional.

Trump tentu bereaksi dengan apa yang disampaikan Pelosi tadi. Trump mengatakan bahwa penyelidikan tersebut merupakan upaya lain dari Demokrat untuk mengalihkan perhatian dari keberhasilan Trump selama menjabat.

Demokrat akan mengambil beberapa langkah yang jarang dilakukan dengan memulai proses untuk mengeluarkan Trump dari kantornya.

Kami melihat hal ini sebetulnya sebagai sesuatu yang langka. Karena kalau Trump sampai dilengserkan, tentu hal ini mungkin saja akan menjadi sesuatu yang baik, karena kesepakatan dagang antara China dengan Amerika mungkin saja dapat terselesaikan dengan baik.

Kita mampir sebentar ke China. China tampaknya tidak akan terburu buru untuk menambah stimulus moneter dalam jumlah yang besar.

Hal ini berbeda dengan sikap Bank Sentral yang ada di seluruh dunia yang dimana berusaha untuk melonggarkan kebijakan moneternya. Resiko keuangan secara keseluruhan dan beberapa masalah dalam Lembaga utama telah diselesaikan oleh China.

Para pembuat kebijakan tampaknya menahan diri untuk menahan stimulus dalam jumlah yang besar karena focus mereka adalah mengendalikan resiko keuangan.

China terus bergulat dengan tingkat pertumbuhan dimana China melambat dalam hampir kurun waktu 30 tahun.

Pejabat China tampaknya tetap bertekad untuk menghindari reflasi yang cepat dan mudah. Namun kami melihat bahwa kelak tingkat suku bunga China juga harus diturunkan, hal ini untuk membantu stimulus perekonomian China agar bisa tumbuh.

Bank Sentral masih memiliki banyak alat untuk melakukan kebijakan moneter. Bank Sentral China juga mengatakan bahwa inflasi tetap, meskipun lebih cenderung moderat, dan Bank Sentral akan bersabar sampai saat itu tiba.

Karena itulah Bank Sentral China tidak akan terburu buru untuk melakukan pemotongan tingkat suku bunga dalam jumlah besar ataupun melakukan Quantitative Easing seperti Bank Sentral lainnnya.

Pemotongan pajak akan lebih besar dari yang diperkirakan tahun ini, sementara itu sector manufacture dan swasta adalah penerima manfaat terbesar dari pemotongan tersebut.

Sementara itu Bank Sentral China juga telah mengubah kebijakan dalam beberapa bulan terakhir, tidak hanya itu saja Bank Sentral China juga telah menahan diri untuk memberikan stimulus yang tinggi.

Pemerintah China telah memberikan keringanan baru kepada beberapa Negara bagian dan perusahaan Swasta untuk membeli kedelai Amerika tanpa dikenakan tarif pembalasan.

Perusahaan tersebut menerima keringan antara 2 juta – 3 juta ton. Beberapa perusahaan diperkirakan telah membeli setidaknya 20 kargo atau sekitar 1.2 juta ton.

Keringanan ini merupakan sebagai salah satu dari perjanjian antara pertemuan Trump dengan China pekan lalu yang dimana ini merupakan komitmen China untuk membeli lebih banyak produk pertanian Amerika.

China juga berjanji untuk memperluas perdagangan, dan komunikasi antara China dan Amerika sejauh ini berlangsung dengan jujur.

Liu He berencana untuk mengunjungi Washington pada bulan depan untuk mengadakan pembicaraan perdagangan.

Sejauh ini tensi politik yang meningkat di Washington telah memberikan ketidakpastian baru, dan hal ini yang menekan pasar kemarin.

“Kami merekomendasikan jual hari ini,” sebut analis Pilarmas daam riset yang dirilis Rabu (25/9/2019).