Optima Prima Metal Sinergi Tbk (OPMS) Menargetkan Omset Naik 30 Persen Di Tahun 2020
Pasardana.id - Setelah sukses melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Initial Public Offering (IPO) hari ini, Senin (23/9), PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk (OPMS) menargetkan pertumbuhan omset perseroan tahun 2020 dapat meningkat 30% dari tahun ini.
"Target omset tahun ini (2019) antara 100 miliar sampai dengan 110 miliar. Target kami tahun 2020, omset dapat meningkat 30 persen," ungkap Alan Priyambodo Krisnamurti, Direktur Keuangan OPMS di Jakarta, Senin (23/9/2019).
Menurut Alan, hal positif dari perseroan adalah tidak ada hutang sama sekali, sementara untuk omset tahun 2019 ini perseroan optimis dapat mencapai target yang ditentukan. "Hingga Agustus 2019 omset kami sudah mencapai 70 persen dari target," imbuhnya. Apalagi ditambah IPO, lanjutnya, perseroan semakin optimis untuk meningkatkan kinerjanya.
Terkait IPO, Perseroan menunjuk PT Sinarmas Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Melalui IPO ini, perseroan telah melepas sebanyak 400 juta lembar saham baru dengan harga penawaran Rp135 per saham, sehingga OPMS mampu memperoleh dana segar sekitar Rp54 miliar.
Adapun, jumlah saham yang ditawarkan ke publik tersebut setara dengan 40% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan. Sebelumnya, upaya menggalang dana publik melalui pasar modal ini telah mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 12 September 2019.
Untuk diketahui PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk merupakan perusahaan pioner besi scrap kapal bekas. Bisnis perseroan antara lain dengan membeli kapal-kapal bekas berusia di atas 25 tahun yang akan dijadikan kepingan besi.
Pada tahun 2019 perseroan menargetkan pembelian 8-10 kapal bekas atau sekitar 21.000-24.000 ton besi. Sementara target pembelian untuk tahun 2020 target perseroan adalah sekitar 23.000-26.000 ton.
Kinerja perseroan tercatat meningkat dengan aset naik menjadi Rp 81,6 miliar per 30 April 2019 yang sebelumnya sebesar Rp69,4 miliar per 31 Desember 2018. Laba perusahaan pun meningkat signifikan yakni mencapai Rp2,13 miliar per 30 April 2019. Sedangkan, pada periode yang sama 2018, perusahaan merugi sebesar Rp370,4 juta.
Per 30 April 2019, penjualan perseroan mencapai Rp35,2 miliar atau meningkat 44,2% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp 24,4 miliar. “Kami yakin dengan IPO ini berarti perseroan mengoptimalkan sumber daya keuangan untuk pengembangan bisnis yang sesuai dengan strategi usaha yang mengedepankan penerapan prosedur yang baik serta terus berinovasi untuk memberikan nilai tambah kepada stakeholders maupun shareholders,” tutup Alan.

