Imbal Hasil SUN Diperdagangan Senin Kemarin Cenderung Alami Kenaikan Seiring Naiknya Tensi Perang Dagang
Pasardana.id - Perubahan imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan hari Senin, 5 Agustus 2019 kemarin, mengalami kecenderungan kenaikan di tengah aksi jual pelaku pasar yang khawatir terhadap eskalasi perang dagang Amerika-China serta pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika.
Dalam riset yang dirilis Selasa (06/8/2019), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) yang cenderung mengalami kenaikan pada perdagangan kemarin (05/8), didorong oleh adanya aksi jual oleh para investor di tengah khawatirnya eskalasi perang dagang antara Amerika dan China.
"Pernyataan Presiden Trump yang akan kembali mengenakan tarif tambahan sebesar 10% bagi barang-barang China per 1 September 2019 ditanggapi oleh China dengan membiarkan mata uang Yuan China jatuh melemah ke level terendah dan meminta beberapa perusahaan China untuk menangguhkan impor terhadap produk-produk pertanian Amerika Serikat," jelas I Made.
Lebih rinci diungkapkan, kenaikan tingkat imbal hasil yang terjadi pada perdagangan hari Senin, 5 Agustus 2019 mencapai sebesar 75 bps, dengan rata-rata mengalami kenaikan sebesar 14 bps yang didorong oleh adanya penurunan harga hingga mencapai 620 bps.
Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek mengalami perubahan hingga sebesar 15 bps di tengah adanya perubahan harga yang mencapai 38 bps.
Sementara itu, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah mengalami kenaikan hingga sebesar 38 bps didorong oleh adanya penurunan harga hingga 208 bps.
Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan hingga sebesar 75 bps didorong oleh adanya penurunan harga yang bergerak turun dengan rata-rata penurunan harga sebesar 114 bps.
Adapun dari Surat Utang Negara seri acuan, kenaikan imbal hasil terjadi pada keseluruhan seri dengan kenaikan yang mendekati 8 bps setelah mengalami penurunan harga yang bergerak diantara 35 bps hingga 117 bps.
Seri acuan dengan tenor 5 tahun dan 10 tahun mengalami kenaikan imbal hasil masing - masing sebesar 8,5 bps di level 7,057% dan sebesar 12 bps di level 7,656%.
Sementara itu, untuk seri acuan dengan tenor 15 tahun dan 20 tahun mengalami kenaikan imbal hasil hingga mendekati 12 bps masing-masing berada pada level 7,962% dan 8,115%.
Sementara itu, dari faktor domestik, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun 2019 juga mengalami perlambatan yang mencapai 5,05%.
Angka ini jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 5,27% dan dengan kuartal I tahun 2019 yang sebesar 5,07%. Beberapa kondisi tersebut membuat para pelaku pasar cenderung mengambil aksi jual cepat (panic selling) terhadap beberapa aset di negara berkembang, termasuk Indonesia, sehingga menyebabkan penurunan harga Surat Utang Negara.
Di sisi lain, seiring dengan pergerakan imbal hasil US Treasury yang menunjukkan penurunan, imbal hasil Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika juga menunjukkan penurunan yang terjadi pada hampir keseluruhan seri Surat Utang Negara.
Imbal hasil dari INDO29 mengalami penurunan sebesar 1 bps di level 3,155% didorong oleh adanya kenaikan harga hingga 5 bps.
Adapun imbal hasil dari INDO44 pada perdagangan kemarin ditutup dengan mengalami penurunan sebesar 0,3 bps di level 4,208% dan imbal hasil pada INDO49 ditutup mengalami penurunan sebesar 1 bps sehingga berada pada level 4,088%.

