Melemahnya Rupiah Dorong Bervariasinya Pergerakan Harga SUN Diperdagangan Senin Kemarin
Pasardana.id - Harga Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan hari Senin, tanggal 8 Juli 2019 kemarin, bergerak dengan arah yang bervariasi dengan kecenderungan mengalami penurunan akibat melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika
Dalam riset yang dirilis Selasa (09/7/2019), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan kemarin (08/7), disebabkan oleh pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika di tengah dollar Amerika yang menguat terhadap beberapa mata uang regional.
Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut tidak lepas dari menguatnya dollar Amerika terhadap beberapa mata uang regional ditengah rilis data tenaga kerja Amerika Serikat periode Juni 2019, yaitu data Non-Farm Payroll yang dilaporkan bertambah sebanyak 224 ribu orang (vs 75 ribu orang pada bulan Mei 2019). Meskipun data tingkat pengangguran naik menjadi 3,7% dari sebelumnya sebesar 3,6% namun masih berada di level terendah selama 50 tahun terakhir.
“Dengan meningkatnya pertumbuhan data tenaga kerja di Amerika Serikat tersebut, kami menilai bahwa kemungkinan The Fed untuk memangkas suku bunga acuannya pada akhir bulan ini akan semakin kecil,” jelas I Made.
Selain itu, para pelaku pasar nampaknya lebih menahan diri ditengah jelang diselenggarakannya lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada hari ini, hal ini terindikasi dari menurunnya volume pada perdagangan kemarin.
Pada kuartal III tahun 2019 pemerintah mentargetkan penerbitan Surat Berharga Negara melalui lelang senilai Rp185 triliun dari 7 kali lelang Surat Utang Negara dan 6 kali lelang Sukuk Negara.
Pada lelang sebelumnya, pemerintah meraup dana senilai Rp8,00 triliun dari total penawaran yang masuk senilai Rp40,19 triliun.
Lebih rinci diungkapkan, kenaikan tingkat imbal hasil berkisar antara 5—20 bps dengan rata - rata mengalami kenaikan sebesar 2 bps dimana kenaikan imbal hasil terjadi pada hampir keseluruhan seri Surat Utang Negara.
Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami kenaikan berkisar antara 0,4 - 4 bps dengan didorong oleh adanya penurunan harga hingga sebesar 10 bps.
Sementara itu, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami kenaikan yang berkisar antara 1 - 5 bps dengan didorong oleh adanya penurunan harga yang berkisar antara 3 - 26 bps.
Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) terlihat mengalami kenaikan hingga sebesar 19 bps dengan didorong oleh adanya penurunan harga hingga sebesar 24 bps.
Secara keseluruhan, jelas I Made, aksi jual oleh investor pada perdagangan kemarin telah mendorong kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan sebesar 1 bps untuk tenor 5 tahun di level 6,747%; 1,6 bps untuk tenor 10 tahun di level 7,218%; 1,8 bps untuk tenor 15 tahun di level 7,560%; dan 2 bps untuk tenor 20 tahun di level 7,728%.
Semenatra itu, dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya masih ditutup dengan mengalami kenaikan yang terjadi pada keseluruhan seri Surat Utang Negara di tengah masih berlanjutnya tren kenaikan imbal hasil dari US Treasury.
Imbal hasil dari INDO24 mengalami kenaikan sebesar 2,8 bps di level 2,947% setelah mengalami koreksi harga sebesar 12,5 bps.
Sedangkan imbal hasil INDO29 dan INDO44 masing - masing mengalami kenaikan sebesar 4 bps di level 3,273% dan 4,244%.
Adapun imbal hasil dari INDO49 mengalami kenaikan sebesar 4,4 bps di level 4,154% setelah mengalami koreksi harga sebesar 84,7 bps.

