Volume SUN Diperdagangan Jumat Kemarin Senilai Rp12,68 Triliun dari 46 Seri
Pasardana.id – Riset harian fixed income MNC Securities yang dirilis Senin (08/7/2019) menyebutkan, volume perdagangan Surat Utang Negara (SUN) yang dilaporkan pada perdagangan Jumat (05/7) kemarin, tercatat senilai Rp12,68 triliun dari 46 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp5,24 triliun.
Adapun Obligasi Negara seri FR0078 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp2,77 triliun dari 93 kali transaksi di harga rata - rata 107,80% yang diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0079 senilai Rp1,11 triliun dari 121 kali transaksi di harga rata - rata 105,93%.
Sedangkan dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp1,21 triliun dari 46 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.
Obligasi Berkelanjutan III Bank BTN Tahap II Tahun 2019 Seri A (BBTN03ACN2) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp135 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,03% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan I Surya Semesta Internusa Tahap I Tahun 2016 Seri A (SSIA01ACN1) senilai Rp130 miliar dari 7 kali transaksi di harga rata - rata 100,41%.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika kembali ditutup dengan mengalami penguatan di level 14083,00 per dollar Amerika, mengalami pelemahan sebesar 52,00 pts (0,36%) dibandingkan dengan level penutupan sebelumnya.
Adapun pergerakan nilai tukar Rupiah di buka melemah dan berbalik menjadi menguat pada pertengahan sesi hingga akhir sesi perdagangan.
Nilai tukar Rupiah tersebut bergerak pada kisaran 14083 hingga 14150 per Dollar Amerika, menguatnya nilai tukar Rupiah seiiring dengan melemahnya sebagian besar mata uang regional.
Mata uang Rupiah Indonesia (IDR) memimpin penguatan mata uang regional terhadap dollar Amerika sebesar 0,36% dan diikuti oleh mata uang Rupee India (INR) dan Baht Thailand (THB) masing-masing sebesar 0,02% dan 0,01%.
Adapun yang mengalami pelemahan terbesar mata uang regional didapati pada mata uang Yen Jepang (JPY) sebesar 0,20% dan diikuti oleh mata uang Won Korea Selatan (KRW) dan Peso Filipina (PHP) yang masing-masing melemah sebesar 0,15% dan 0,09% terhadap Dollar Amerika.
Adapun dari perdagangan surat utang global, pada perdagangan akhir pekan kemarin (05/7), pergerakan imbal hasilnya ditutup dengan mengalami arah yang bervariasi.
Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup naik pada level 2,039% di tengah investor yang menantikan disampaikannya notulen Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika adapun imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 30 tahun juga ditutup naik pada level 2,544%.
Sementara itu, imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor 10 tahun ditutup dengan mengalami penurunan di level -0,365% dan surat utang Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun mengalami penurunan di level 0,737%.
“Perubahan imbal hasil yang bergerak bervariasi tersebut kami perkirakan juga akan berdampak terhadap pergerakan harga Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika,” jelas analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra.

