Imbal Hasil SUN Diperdagangan Jumat Lalu Tercatat Turun Didorong Menguatnya Rupiah

foto : ilustrasi (ist)

Pasardana.id - Pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jumat, 5 Juli 2019 lalu, kembali mengalami penurunan seiring dengan penguatan nilai tukar rupiah di tengah rilisnya data cadangan devisa yang disampaikan oleh Bank Indonesia.

Dalam riset yang dirilis Senin (08/7/2019), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) yang cenderung mengalami penurunan pada perdagangan Jumat (05/7) kemarin, turut dipengaruhi oleh faktor menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika dalam sepekan terakhir akibat pelaku pasar yang menantikan disampaikannya notulen Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika (FOMC Minutes) ditengah ekspektasi penurunan tingkat suku bunga acuan global.

“Hal tersebut mendorong pelaku pasar untuk sementara waktu melakukan pembelian Surat Utang Negara di pasar sekunder sehingga mendorong terjadinya kenaikan harga,” jelas I Made.

Sementara itu, lanjutnya, sentimen kenaikan harga ini diperkuat oleh faktor domestik dimana Bank Indonesia merilis data cadangan devisa yang meningkat USD3,5 miliar sehingga tercatat sebesar USD123,8 miliar untuk periode Juni 2019.

Ditambahkan, dengan kenaikan harga yang terjadi pada perdagangan akhir pekan kemarin, maka imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun ditutup dengan mengalami penurunan sebesar 2 bps di level 6,727% dan imbal hasil seri acuan dengan tenor 10 tahun ditutup dengan mengalami penurunan sebesar 4 bps di level 7,188%.

Adapun imbal hasil dari seri acuan dengan tenor 15 tahun ditutup dengan mengalami penurunan sebesar 3 bps di level 7,526% dan imbal hasil seri acuan dengan tenor 20 tahun mengalami penurunan sebesar 3 bps di level 7,713%.

Lebih rinci diungkapkan, perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 32 bps dengan rata - rata mengalami penurunan sebesar 6,4 bps dimana penurunan imbal hasil yang cukup besar terjadi pada tenor panjang.

Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan hingga sebesar 10 bps setelah mengalami kenaikan harga yang berkisar antara 1 - 27 bps.

Sementara itu, imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) ditutup dengan mengalami penurunan berkisar antara 1 - 2 bps setelah mengalami kenaikan harga sebesar 6,5 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) yang meskipun ditutup dengan perubahan yang bervariasi namun cenderung mengalami penurunan hingga sebesar 30 bps setelah mengalami adanya kenaikan harga dengan rata-rata sebesar 55 bps.

Sementara itu, dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, perdagangan yang belum begitu ramai jelang dibukanya kembali perdagangan di pasar keuangan Amerika setelah libur perdagangan di hari Kamis.

Dari beberapa seri acuan yang diperdagangkan terlihat hanya imbal hasil dari INDO24 ditutup dengan penurunan sebesar 1,5 bps di level 2,922% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 7 bps.

Adapun untuk imbal hasil dari INDO44 mengalami penurunan imbal hasil sebesar 2 bps di level 4,245% setelah mengalami kenaikan harga sebesar 35 bps.

Sedangkan imbal hasil INDO29 dan INDO49 masih tidak bergerak dari perdagangan sebelumnya pada level masing - masing 3,228% dan 4,111%.