Koreksi Harga SUN Diperdagangan Senin Kemarin Dorong Kenaikan Imbal Hasil
Pasardana.id - Perdagangan kemarin (01/7), harga Surat Utang Negara (SUN) mengalami koreksi harga yang mendorong terjadinya kenaikan tingkat imbal hasil akibat sentimen domestik dan global.
Dalam riset yang dirilis Selasa (02/7/2019), analis fixed income MNC Securities, I Made Adi Saputra mengungkapkan, koreksi harga yang mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) pada perdagangan kemarin (01/7), didukung oleh faktor eksternal dan internal.
Dari faktor ekstenal, mendinginnya hubungan antara Amerika dan China setelah pertemuan KTT G20 kemarin membuat para pelaku pasar kembali optimis, hanya saja rilis data Manufacturing PMI China periode Juni 2019 tercatat di level 49,4 lebih rendah dari data konsensus sebesar 50 sehingga menunjukan aktivitas manufaktur mengalami perlambatan dari periode sebelumnya.
Adapun sentimen lainnya, yaitu; meningkatnya harga minyak mentah dunia yang mencapai level USD65,06 per barel.
Dengan adanya kenaikan harga minyak mentah maka akan ada kekhawatiran bahwa defisit transaksi berjalan akan semakin sulit dijaga, sehingga memungkinkan untuk terjadi pelemahan nilai tukar Rupiah akibat posisi fundamental yang kurang meyakinkan pelaku pasar.
Sementara itu, dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka inflasi periode Juni 2019 yang tercatat inflasi secara bulanan sebesar 0,55% diatas perkiraan yang hanya sebesar 0,54% dan inflasi secara tahunan terpantau di level 3,28% yang juga diatas perkiraan sebesar 3,18%.
“Inflasi yang diatas ekspektasi mengindikasikan bahwa adanya perbaikan daya beli masyarakat Indonesia yang dapat menjadi katalis positif untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia,” jelas I Made.
Lebih rinci diungkapkan, Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan kemarin (01/7), bergerak dengan kecenderungan mengalami kenaikan setelah berdampak dari adanya penurunan harga Surat Utang Negara.
Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 5 - 10,1 bps dimana sebagian besar Surat Utang Negara mengalami kenaikan imbal hasil.
Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1,3 - 5 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga yang berkisar antara 3,5 - 10 bps.
Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 2 bps dengan adanya perubahan harga yang berkisar antara 2,4 - 11 bps dan imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (diatas 7 tahun) yang mengalami perubahan berkisar antara 5 - 10 bps didorong oleh perubahan harga yang berkisar antara 50 - 82 bps.
Secara keseluruhan, lanjut I Made, perubahan harga yang terjadi pada perdagangan kemarin (01/7), mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 5 tahun sebesar 0,4 bps pada level 6,853%; kenaikan imbal hasil seri acuan dengan tenor 10 tahun sebesar 0,2 bps pada level 7,344%; kenaikan imbal hasil seri acuan tenor 15 tahun sebesar 1,3 bps pada level 7,666% dan kenaikan imbal hasil seri acuan dengan tenor 20 tahun sebesar 0,8 bps pada level 7,926%.
Sementara itu, pada perdagangan kemarin (01/7), imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) dengan denominasi mata uang asing mengalami penurunan pada sebagian besar seri.
Imbal hasil dari INDO24 mengalami penurunan sebesar 1 bps pada level 2,958%. Adapun imbal hasil dari INDO29 ikut turun sebesar 2,7 bps pada level 3,356% dan imbal hasil dari INDO44 dan INDO49 yang mengalami penurunan masing-masing sebesar 2,3 bps pada level 4,276% dan 2,4 bps di level 4,156%.

